Amerika Serikat akan segera mengirim lebih dari dua juta dosis vaksin Pfizer ke dua negara di Afrika yaitu Kenya dan Maroko, demikian disampaikan oleh perwakilan Gedung Putih kepada VOA, pada Rabu (26/1).
"Seperti dikatakan oleh presiden, Amerika akan menjadi gudang vaksin dalam perjuangan melawan COVID-19," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.
Kenya akan menerima sekitar 517.140 dosis vaksin Pfizer dua dosis sementara Maroko akan mendapat 1.599.390 dosis. Donasi akan didistribusikan melalui COVAX, inisiatif global yang dibentuk untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin COVID-19.
Di kedua negara, Gedung Putih mengatakan kepada VOA, tim sains, hukum, dan regulator sedang berkoordinasi untuk memastikan pengiriman vaksin yang aman dan efektif dengan segera. Dosis baru ini berasal dari setengah miliar dosis yang didapatkan pemerintahan Presiden Joe Biden pada musim panas lalu, kata Gedung Putih.
Para aktivis kesehatan menyambut baik sumbangan tersebut tetapi mempertanyakan apakah itu cukup – terutama mengingat bahwa Amerika mengampanyekan dosis booster untuk orang Amerika yang sudah divaksinasi, sementara begitu banyak orang di seluruh dunia belum mendapatkan suntikan pertama.
Kenya, negara di Afrika Timur yang berpenduduk hampir 54 juta orang, melaporkan lebih dari 320.000 kasus yang dikonfirmasi dan 5.558 kematian akibat virus tersebut, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hingga pekan ini, hampir 11,3 juta dosis vaksin telah diberikan, kata WHO. Kenya tampaknya telah mengalami setidaknya lima gelombang penularan.
Sementara Maroko, negara di Afrika Utara yang berpenduduk hampir 37 juta orang, mencatat lebih dari 1.100.000 kasus yang terkonfirmasi dan 15.167 kematian, menurut WHO. Hampir 51,9 juta vaksin telah diberikan. Data WHO tampaknya menunjukkan bahwa Maroko berada di tengah - atau mungkin puncak - gelombang penularan ketiga. [ka/lt]