Tautan-tautan Akses

AS, Sekutu, Terapkan Tekanan Ekonomi dan Militer di saat Rusia Gempur Wilayah Timur Ukraina


Warga lokal tampak menunggu barang-barang elektronik milik mereka yang tengah dicas dengan generator di sebuah pasar di Mariupol, Ukraina, pada 19 April 2022. (Foto: Reuters/Alexander Ermochenko)
Warga lokal tampak menunggu barang-barang elektronik milik mereka yang tengah dicas dengan generator di sebuah pasar di Mariupol, Ukraina, pada 19 April 2022. (Foto: Reuters/Alexander Ermochenko)

Presiden Joe Biden, pada Selasa (19/4), mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dari NATO sedang menerapkan tekanan yang semakin besar atas Moskow. Pada hari yang sama, pejabat Rusia mendeklarasikan serangan baru terhadap wilayah timur Ukraina.

“Saya tahu media selalu bertanya, dengan niatan yang baik tentunya, mengapa saya selalu berbicara di telepon dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya untuk mengupayakan mereka tetap terorganisir,” demikian kata Biden pada Selasa di New Hampshire ketika membahas pembicaraan teleponnya pagi ini dengan pemimpin Inggris, Kanada, Komisi Eropa, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, NATO, Polandia, dan Romania.

“Satu hal yang saya lakukan, saya terus maju dan berhasil meraih persetujuan negara lain hari ini untuk merilis minyak dari cadangan strategis mereka.”

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Biden dan pemimpin-pemimpin lain juga berbicara tentang penyediaan lebih banyak amunisi dan bantuan keamanan untuk Kyiv.

Pada Selasa (19/4), Rusia mendeklarasikan bahwa pihaknya akan melancarkan sebuah serangan baru untuk meraih kendali atas Ukraina timur lewat pemboman sejumlah target di kawasan Donbas, tetapi Ukraina mengatakan bahwa pihaknya tengah mempertahankan teritori itu dan berhasil menghalau beberapa serangan awal yang dilancarkan.

Seorang perempuan tampak meratapi peti jenazah yang berisi saudaranya yang tewas di tempat pemakaman di Irpin, Kyiv, pada 17 April 2022. Saudaranya tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan Rusia. (Foto: Reuters/Gleb Garanich)
Seorang perempuan tampak meratapi peti jenazah yang berisi saudaranya yang tewas di tempat pemakaman di Irpin, Kyiv, pada 17 April 2022. Saudaranya tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan Rusia. (Foto: Reuters/Gleb Garanich)

“Sebuah tahap lain dari operasi ini kini dimulai,” demikian kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, seraya menambahkan bahwa tujuan Moskow adalah “pembebasan sepenuhnya” terhadap wilayah Donetsk dan Luhansk di timur Ukraina.

Sementara itu di Washington, pejabat senior Pentagon menyebut operasi militer Rusia yang baru itu merupakan "sebuah awalan" dari operasi yang lebih besar, dan mengatakan “Ada kemungkinan besar bahwa (operasi tersebut) bisa berlangsung untuk beberapa lama, karena kedua belah pihak benar-benar sudah mempersiapkan diri.”

Pejabat itu mengatakan pasukan Ukraina kalah dalam hal jumlah dari pasukan Rusia, tetapi hal itu tidak berarti bahwa mereka tidak memiliki kelebihan, atau kemampuan untuk membela diri, dengan persenjataan yang terus-menerus dilengkapi setiap hari.

Beberapa bagian dari bantuan militer AS senilai $800 juta yang disetujui oleh Biden pada minggu lalu, kini sudah tiba di Ukraina.

Pejabat Departemen Pertahanan itu juga menyebutkan bahwa sekitar setengah lusin penerbangan atau lebih yang membawa lebih banyak persenjataan akan mendarat di Ukraina dalam 24 jam mendatang.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan kepada reporter, pada Selasa (19/4), bahwa AS mengirim bantuan militer sebagai tanggapan terhadap situasi di lapangan.

“Kami menyesuaikan setiap paket (bantuan) berdasarkan pertempuran yang mereka lakukan, dan apa yang terjadi saat itu,” katanya. “Kami juga sesuaikan paket-paket kami dengan apa yang mereka sanggup serap. Itu adalah cara terbaik dalam meeberikjan bantuan.” [jm/ps]

XS
SM
MD
LG