Tautan-tautan Akses

AS dan Mitranya Keluarkan Pernyataan terkait Peringatan Kematian Amini di Iran


Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dan Menlu AS Antony Blinken (foto: dok).
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dan Menlu AS Antony Blinken (foto: dok).

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan mitra-mitranya dari Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Senin (16/9) untuk menandai peringatan dua tahun kematian aktivis muda Kurdi-Iran Mahsa Amini.

Amini meninggal pada tanggal 16 September 2022, beberapa hari setelah ia ditahan polisi karena diduga melanggar hukum Iran yang mewajibkan perempuan mengenakan jilbab.

Kematian Amini memicu protes nasional di Iran yang berlangsung selama berbulan-bulan. Ratusan orang tewas dalam protes tersebut, sementara ribuan lainnya terluka atau ditangkap.

Para menteri luar negeri itu mengatakan organisasi hak asasi manusia melaporkan “Iran adalah salah satu algojo terkemuka bagi perempuan di dunia.”

Pernyataan para menteri tersebut mengatakan bahwa “tindakan keras” yang mengharuskan perempuan dan anak perempuan mengenakan jilbab “telah memicu gelombang pelecehan dan kekerasan baru” dari “infrastruktur pengawasan” negara yang baru diperkuat yang dapat “menangkap, menahan, dan dalam beberapa kasus, menyiksa perempuan dan anak perempuan karena aktivisme damai mereka.”

“Kami menyerukan kepada pemerintahan baru Iran agar memenuhi janjinya untuk meredakan tekanan pada masyarakat sipil di Iran dan untuk mengakhiri penggunaan kekerasan dalam upaya menegakkan kewajiban berjilbab,” kata para diplomat tersebut.

Para menteri mengatakan telah terjadi “lonjakan eksekusi baru-baru ini yang sebagian besar terjadi tanpa pengadilan yang adil, dan kami mendesak pemerintah Iran untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia sekarang.”

Mereka memperingatkan bahwa negara-negara mereka “akan terus bertindak sejalan” untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas pelanggaran hak asasi manusianya. Tindakan terhadap Iran dapat mencakup sanksi dan pembatasan visa.

Pada hari Minggu, satu kelompok yang terdiri dari sedikitnya 34 tahanan perempuan di Penjara Evin Teheran melakukan aksi mogok makan untuk memperingati hari kematian Amini dan protes yang terjadi setelahnya. [lt/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG