Pemerintah Suriah melaporkan 12 orang tewas dalam aksi kekerasan dua hari di kota pelabuhan Latakia, di tepi Laut Tengah.
Tewasnya para korban itu terjadi setelah pemerintah mengirim tentara ke Latakia untuk menumpas aksi-aksi protes yang telah meluas ke beberapa kota lain di Suriah.
Suriah adalah negara Arab paling baru yang dilanda aksi-aksi kekerasan menentang pemerintah. Penasihat Presiden Bashar al-Assad mengatakan hari Minggu bahwa undang-undang darurat yang telah diberlakukan sejak partai Baath berkuasa tahun 1963 akan dicabut. Tapi ia tidak mengatakan kapan hal itu akan terjadi.
Kemarin, ribuan demonstran berkumpul setelah menghadiri penguburan beberapa orang demonstran yang tewas di kota Dera’a sehari sebelumnya. Kota Dera’a telah menjadi pusat aksi protes menentang pemerintahan Presiden Assad.
Kata menteri LN Amerika Hillary Clinton, Amerika tidak punya maksud terlibat dalam krisis di Suriah seperti yang dilakukannya di Libya. Kata Clinton, tindakan pemerintah terhadap para demonstran belum mencapai tingkat seperti yang terjadi di Libya, tapi ia menyatakan keprihatinan atas penggunaan kekerasan untuk menumpas demonstran di Suriah.
Pada hari Sabtu, kepala badan Hak Asasi PBB Navi Pillay mendesak pemerintah Suriah agar menghormati orang-orang yang menuntut perubahan di negara tersebut. Pillay memperingatkan bahwa dilanjutkannya pembunuhan terhadap para demonstran hanya akan menyebabkan semakin besarnya kemarahan dan kekerasan.