Amnesty International mengutuk Malta pada Selasa (8/9) karena menggunakan apa yang disebutnya sebagai “taktik ilegal” di Laut Tengah terhadap imigran yang melakukan penyeberangan berbahaya dari Afrika Utara.
Organisasi itu mengatakan pendekatan yang diambil oleh pemerintah Malta mungkin telah menyebabkan kematian yang seharusnya bisa dihindari. Amnesty International mengungkapkan hal itu dalam sebuah laporan yang menuduh serangkaian pelanggaran hak asasi manusia terhadap imigran ilegal.
Laporan Amnesty itu dirilis beberapa jam setelah badan hak asasi PBB pada Senin meminta Malta dan Uni Eropa untuk mengakhiri krisis kemanusiaan terbaru di atas sebuah kapal kargo di lepas pantai Malta.
“Pemerintah Malta telah melakukan tindakan berbahaya dan ilegal dalam menangani kedatangan pengungsi dan migran di laut,” kata Amnesty.
“Peningkatan taktik ini termasuk mengatur pemulangan mereka yang diduga melanggar hukum kembali ke Libya, mengalihkan kapal ke arah Italia daripada menyelamatkan orang-orang yang sedang dalam kesulitan dan secara ilegal menahan ratusan orang di kapal feri yang tidak dilengkapi perlengkapan di perairan Malta,” kata Amnesty.
Dalam laporan setebal 34 halaman, Amnesty mengatakan penandatanganan kesepakatan antara Valletta dan Tripoli pada akhir Mei “untuk mencegah orang mencapai Malta” semakin membuat para migran mengalami perlakuan brutal setelah kembali ke kamp-kamp pengungsi di Libya. [lt/pp]