Amerika Serikat mengajukan resolusi dalam Dewan Keamanan PBB yang hendak mencairkan kira-kira 1,5 milyar dolar asset Libya untuk kebutuhan kemanusiaan. Asset yang dibekukan berdasarkan sanksi PBB tersebut, akan diserahkan kepada Dewan Transisi Nasional yang dipimpin oleh para penentang pemimpin Libya Moammar Gaddafi.
Rancangan resolusi yang diajukan Rabu malam (24/8) itu mengusulkan dikeluarkannya sampai 500 juta dolar untuk organisasi kemanusiaan internasional dan membantu mendanai usaha kemanusiaan PBB. Dan sekitar 500 juta dolar lagi akan digunakan untuk pembelian bahan bakar pembangkit listrik, sumber air bersih dan rumah sakit. Dana selebihnya akan digunakan untuk pelayanan sosial, termasuk pendidikan, perawatan kesehatan, subsidi pangan dan kebutuhan kemanusiaan lain.
Dutabesar Afrika Selatan di PBB Baso Sanggu mengatakan Pretoria tidak keberatan atas pengucuran 500 juta dolar yang pertama untuk organisasi kemanusiaan dan membantu mendanai usaha kemanusiaan PBB. Namun Afrika Selatan mempunyai keprihatinan akan sisa 1 milyar dolar. Menurut Afrika Selatan, uang Libya harus diserahkan kepada pemerintah dan rakyat Libya yang syah.
Uni Afrika dan Dewan Keamanan akan membicarakan masalah Libya itu hari Kamis. Dutabesar Sanggu mengatakan Pretoria belum mengakui Dewan Transisi sebagai wakil tunggal dan syah rakyat Libya, dan itulah satu alasan lagi mengapa Afrika Selatan enggan melepaskan dana itu.
Seorang pejabat Amerika mengatakan Washington ingin menyelesaikan hal itu melalui konsensus, melalui komite sanksi dan berharap Afrika Selatan, sebagai satu-satunya yang menentang, akan mengubah sikapnya. Pejabat itu mengatakan bahwa biarpun sekiranya Afrika Selatan tidak berubah sikap, Amerika akan mengajukan resolusi itu ke pemungutan suara hari Kamis atau Jumat, supaya dana tersebut dapat dengan cepat dikucurkan.