Tautan-tautan Akses

Aktivis Lingkungan Blokir Jalan Menuju KTT Energi Nuklir di Brussels


Aksi protes aktivis lingkungan, termasuk Greenpeace, pada hari pelaksanaan KTT Energi Nuklir IAEA di Brussels, Belgia, 21 Maret 2024. (REUTERS/Johanna Geron)
Aksi protes aktivis lingkungan, termasuk Greenpeace, pada hari pelaksanaan KTT Energi Nuklir IAEA di Brussels, Belgia, 21 Maret 2024. (REUTERS/Johanna Geron)

Para aktivis lingkungan, termasuk Greenpeace, menggelar sebuah protes pada KTT Energi Nuklir yang diselenggarakan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) di Brussels, Kamis (21/3). Mereka menuntut dunia untuk lebih fokus pada sumber-sumber energi terbarukan, bukannya nuklir.

“Kami disini untuk mengecam karena KTT ini merupakan sabotase terhadap upaya transisi energi. Energi nuklir adalah dongeng indah belaka. Ini tidak akan menyelamatkan iklim. Apa yang sedang berlangsung di sini adalah peluncuran kembali industri nuklir, dan ini bukan tentang mengubah iklim. Karena itu, kami menuntut energi yang aman dan terjamin bagi semua orang dengan 100 persen terbarukan,” kata Paulina Beyer, seorang juru kampanye iklim Greenpeace.

Polisi mengamati aksi protes aktivis Greenpeace saat bergelantungan dengan tali saat berlangsungnya KTT Energi Nuklir IAEA di Brussels, Belgia, 21 Maret 2024. (REUTERS/Yves Herman)
Polisi mengamati aksi protes aktivis Greenpeace saat bergelantungan dengan tali saat berlangsungnya KTT Energi Nuklir IAEA di Brussels, Belgia, 21 Maret 2024. (REUTERS/Yves Herman)

Para pemimpin dari negara-negara Eropa yang pronuklir dan para pakar energi direncanakan untuk menyerukan kembali kebangkitan energi nuklir dalam KTT ini, dengan tujuan membangun kembali industri Eropa setelah bertahun-tahun mengalami penurunan secara bertahap.

Nuklir semakin tidak didukung di Eropa karena kekhawatiran terkait keamanan setelah kecelakaan PLTN Fukushima di Jepang pada 2011. Insiden ini mendorong Jerman mematikan enam pembangkit nuklir dengan segera, dan menghapus program reaktornya yang tersisa. Tiga reaktor terakhir dimatikan pada April 2023.

Para aktivis lingkungan, termasuk Greenpeace, menggelar aksi protes saat berlangsungnya KTT Energi Nuklir IAEA di Brussels, Belgia, 21 Maret 2024. REUTERS/Johanna Geron
Para aktivis lingkungan, termasuk Greenpeace, menggelar aksi protes saat berlangsungnya KTT Energi Nuklir IAEA di Brussels, Belgia, 21 Maret 2024. REUTERS/Johanna Geron

Tetapi kebutuhan untuk menemukan alternatif bagi gas dari Rusia, setelah invasi negara itu ke Ukraina pada 2022, dan komitmen Uni Eropa untuk memotong emisi bersih rumah kaca sebesar 55 persen pada 2030, mengembalikan ketertarikan mereka pada tenaga nuklir.

Meski begitu, negara-negara Uni Eropa masih terbelah terkait penggunaan energi nuklir, dengan dua kubu yang berbeda. Satu kubu dipimpin Prancis yang percaya bahwa pengembangan nuklir sangat penting. Satu kubu yang lain, termasuk di dalamnya negara-negara antinuklir seperti Austria dan Jerman, yang ingin fokus pada sumber-sumber energi terbarukan seperti angin dan tenaga matahari. [ns/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG