Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengesahkan sebuah undang-undang yang memberi para jaksa wewenang untuk menyatakan organisasi asing dan internasional “tidak dikehendaki” di Rusia, menutup dan menghukum setiap warga negara yang terlibat.
Para pendukung UU itu mengatakan aturan tersebut adalah untuk mencegah ancaman terhadap konstitusi, pertahanan atau keamanan Rusia. Para aktivis hak asasi manusia mengatakan UU itu memperluas penumpasan terhadap pendapat pembangkang yang mengkritik atau menentang kekuasaan Putin.
Presiden Putin diam-diam menandatangani UU tersebut setelah melakukan sedikit debat dan pembahasan singkat di parlemen Rusia, Duma.
Tanggapan terhadap ancaman hukum terbaru bagi kelompok-kelompok masyarakat madani sangat keras baik di luar maupun di dalam negeri.
Uni Eropa dan Amerika mengecam UU itu yang memungkinkan jaksa tidak hanya menutup kantor lembaga swadaya masyarakat asing tapi juga menghukum warga Rusia yang terlibat dengannya.
Aktivis HAM Rusia, Ella Pamfilova, minggu ini mengatakan bahwa undang-undang itu tidak mempunyai landasan hukum apapun. Ia mengatakan kekuasaan untuk menyatakan kelompok-kelompok “tidak diinginkan” tanpa keputusan pengadilan bertentangan dengan konstitusi dan mengecam tidak adanya hak keberatan atas UU itu.
Aktivis penganjur anti-korupsi Rusia, Alexei Navalny hari Kamis mengatakan yakin UU itu memperteguh larangan-larangan sebelumnya yang bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan Putin.
Navalny memperkirakan UU ini sangat terkait dengan pemilu 2015-2016. Bagi Kremlin sangat penting untuk menyingkirkan setiap LSM yang bukan saja mendanai tapi juga membuat program, mengumpulkan orang atau sebagai pusat kaum intelektual. Putin ingin membersihkan semua bidang struktur organisasi apa saja.
Navalny menganggap UU itu adalah bagian dari ketakutan tidak beralasan Putin dan orang-orang disekitarnya. Ia menambahkan masih yakin oposisi mendapat dana dari pihak asing. Mereka tidak percaya demonstrasi Moskow tahun 2011 dan 2012 terjadi dengan sendirinya karena ulah korupsi Putin.
Navalny adalah salah seorang pemimpin utama demonstrasi anti pemerintah yang menentang berlanjutnya kekuasaan Putin dengan demonstrasi di jalan yang diikuti lebih dari 100 ribu orang. Ia kerap ditangkap dan belum lama dibebaskan dari tahanan rumah.
Pendukung Putin mengatakan peraturan yang lebih ketat akan membatu mencegah kekuatan Barat memicu sebuah revolusi melawan Kremlin.