Tautan-tautan Akses

Akhir Tahun di AS, Masa Sibuk Penjaga Rumah


Desiyani Nurbaiti untuk akhir tahun kedua menjadi house-sitter. Kali ini diminta mengurus tanaman. (Foto: Dokumen pribadi)
Desiyani Nurbaiti untuk akhir tahun kedua menjadi house-sitter. Kali ini diminta mengurus tanaman. (Foto: Dokumen pribadi)

Akhir tahun adalah musimnya orang bepergian. Di Amerika Serikat, liburan akhir tahun juga menjadi masa sibuk bagi house-sitter alias penjaga rumah. Banyak orang Indonesia memanfaatkan peluang itu untuk memperoleh tambahan penghasilan.

Pada akhir tahun banyak orang di Amerika Serikat (AS) pergi ke tempat-tempat dengan suhu udara lebih hangat untuk berlibur atau berkumpul dengan keluarga. Selain merencanakan tempat tujuan, jauh-jauh hari mereka memilih orang yang bisa dipercaya untuk ‘dititipi’ rumah, termasuk hewan peliharaan, misalnya anjing.

Indah Detria sudah bertahun-tahun menjadi house-sitter atau penjaga rumah. Bukan hanya akhir tahun, ia menjaga rumah ketika pemilik rumah pergi untuk musim panas atau libur panjang akhir pekan. Pokoknya, kata Indah, setiap kali pemilik rumah harus pergi tanpa membawa hewan peliharaan, dia akan diminta menginap untuk menjaga rumah dan hewan peliharaan.

Indah Detria senang menjadi house-sitter. "Pekerjaan ringan dengan tanggung jawab berat, tapi bayarannya besar." (Foto: pribadi)
Indah Detria senang menjadi house-sitter. "Pekerjaan ringan dengan tanggung jawab berat, tapi bayarannya besar." (Foto: pribadi)

“Biasanya ya, mengajak anjingnya keluar, jalan, kasih makan. Minimal dua kali. Kadang kalau dua kali jalan, yang sekalinya dilepas di backyard (halaman belakang). Sehari tiga kali keluar. Kalau anjing kan perlu pipis dan poop (buang air besar-red) di luar," kata Indah.

Tugas utamanya sebenarnya hanya itu, tetapi Indah melakukan lebih banyak untuk mereka yang menggunakan jasanya.

“Pas dia (pemilik rumah-red) pergi vacation (liburan-red), rumah, dapur misalnya, kotor, ya Indah yang beresin. Tempat tidur berantakan karena dia langsung pergi, ya Indah yang beresin,” tutur Indah.

Sumarti sudah 10 tahun bekerja sebagai pengurus rumah. Namun, baru pada akhir tahun ini, ia merangkap house-sitter.

“Aku jaga, aku bersihin rumah. Rapi. Nanti kalau dia datang rumahnya bersih. Sudah, oke. Walaupun ada yang gak disuruh, saya bersihin. Closet-closet (lemari pakaian), lemari-lemari makanan, semua saya bersihin. Jadi, nanti kalau dia pulang, bersih semua," tutur Sumarti.

Untuk jasa mereka, Sumarti dan Indah mengaku menerima bayaran yang lumayan.

Sumarti baru pertama kali jadi penjaga rumah. "Rumah bagus dan besar tapi tidak bisa tidur karena di rumah orang. (Foto: Dokumen pribadi)
Sumarti baru pertama kali jadi penjaga rumah. "Rumah bagus dan besar tapi tidak bisa tidur karena di rumah orang. (Foto: Dokumen pribadi)

“Kerja 10 hari, gak tahu aku. Mungkin ya $2200. Gak tahulah aku. Berapa, terserahlah. Kayak family aja. Saya gak mau nuntut gaji banyak. Terserah dia (pemilik rumah-red) lah," kata Sumarti.

Tahun ini, Desiyani Nurbaiti menjadi penjaga rumah untuk kedua kalinya. Bila tahun lalu tugasnya menjaga dua kucing, kali ini ia diminta merawat tanaman.

“Cuma minta tengokin rumah, cek-cek kalau ada air atau listrik yang apa gitu atau lampunya tiba-tiba mati. Spesial sih tanaman karena mereka penyayang tanaman," kata perempuan yang akrab dipanggil Desi.

Mengaku senang tanaman, Desi langsung setuju untuk datang tiga kali seminggu walau bayarannya minim. Menempuh jarak hampir 20 menit naik mobil dari tempat tinggalnya, Desi bekerja di rumah itu tiga jam per hari dengan bayaran $25 per jam atau setara Rp 385.000, selama empat minggu.

Selain menyiram tanaman, Desi diminta memastikan semua pintu dan jendela tertutup dan terkunci. Padahal, kata Desi, pemilik rumah bisa memantau dari tempatnya berlibur di Florida.

“Daripada kosong ya sudahlah tidak apa-apa. Tempatnya tuh enak. Dipandang mata tuh enak," kata Desi.

Walau rumah yang dijaganya bagus, Sumarti merasakan tanggung jawab yang besar. Ia tidak nyaman tidur di rumah orang, malah takut karena rumah itu terletak di kawasan elit dan sangat besar.

“Repot aku. Rumahnya besar banget. Kamarnya satu dua tiga empat di atas. Kamar di bawah, basement (rubanah-red) satu tapi basement besar. Ruangan keluarga, ruangan itu, ruang makan. Waduh! buesaar rumahnya," tutur Sumarti.

Indah juga mengingatkan, walau tampak ringan, tanggung jawab pekerjaan ini berat.

“Tanggung jawab banget. Kalau malam, misalnya, mengunci pintu dan sebagainya. Kalau ada orang yang misalnya, kira-kira tidak kita percaya, saya gak mau buka pintu kecuali tukang pos, UPS, FedEx gitu. Itu saja. Cuma memang tanggung jawab sih. Berat memang tapi senang aja gitu. Ya, senang lah kalau dikasih kepercayaan," kata

Untuk jasa mereka, kata Indah dan Desi, mereka akan mendapat bayaran yang sudah disepakati. Di luar itu, mereka dijanjikan bonus dan hadiah. Indah mengaku biasanya menerima pembayaran setara satu bulan kerja untuk bekerja dua minggu, sedangkan Sumarti mengaku sudah mendapat hadiah dari tempat kerjanya yang lain.

Akhir tahun di AS, Masa Sibuk Penjaga Rumah
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:30 0:00

American Automobile Association (AAA) atau Asosiasi Otomotif Amerika, yang memantau perjalanan masyarakat AS pada akhir tahun mengatakan bahwa tahun ini sekitar 115 juta orang Amerika meninggalkan rumah dan bepergian.

Namun, dengan adanya teknologi yang membantu menjaga rumah dan kamera semakin banyak di rumah-rumah, jasa penjaga rumah tetap dibutuhkan.

Sumarti mengatakan jasa house-sitter masih dibutuhkan karena pemilik rumah enggan membayar tempat penitipan hewan.

“Kalau naruh anjing di daycare-nya (tempat penitipan-red) anjing, itu mahal bayarnya. Sepuluh hari anjing ditaruh di sana, dia bayarnya berlipat-lipat. Di atas seribu (dolar). Jadi, lebih baik bayar saya. Gitu mungkin. Gak tahu lah," katanya.

Yang pasti, ketika pulang, pemilik rumah menginginkan rumah bersih dan segar, dan hewan peliharaan atau tanaman terurus. Ini peran penjaga rumah yang belum bisa digantikan teknologi canggih sekalipun. [ka/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG