Tautan-tautan Akses

Ahli: Pengunduran Diri Presiden Universitas Harvard adalah Kasus yang Rumit


Presiden Universitas Harvard, Claudine Gay, berbicara dalam rapat dengan anggota DPR AS di Gedung Capitol, Washington, pada 5 Desember 2023. (Foto: AP/Mark Schiefelbein)
Presiden Universitas Harvard, Claudine Gay, berbicara dalam rapat dengan anggota DPR AS di Gedung Capitol, Washington, pada 5 Desember 2023. (Foto: AP/Mark Schiefelbein)

Presiden Universitas Harvard Claudine Gay pada Selasa (2/1) mengundurkan diri dari jabatannya, mengakhiri masa jabatan selama enam bulan, yang dinodai oleh tuduhan plagiarisme dan reaksi balik terhadap kesaksiannya di depan Kongres AS beberapa minggu lalu tentang antisemitisme di kampus.

“Ini adalah kasus yang sangat sulit,” kata Marybeth Gasman, seorang profesor di Sekolah Pascasarjana Pendidikan, Universitas Rutgers, yang memiliki keahlian di bidang rasisme dan keberagaman, filantropi, dan kepemimpinan pendidikan tinggi. “Kini terdapat lebih banyak pengaruh luar terhadap pendidikan tinggi,” lanjutnya.

Gay mendapat tekanan untuk mengundurkan diri dari komunitas Yahudi di Universitas Harvard dan beberapa anggota Kongres, atas komentarnya dalam sidang dengar pendapat Kongres pada 5 Desember lalu, dan kemudian harus menghadapi beberapa tuduhan plagiarisme atas karya akademisnya.

Dalam suratnya kepada komunitas Harvard, Gay mengatakan keputusannya untuk mundur “sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.”

Harvard Corporation, badan pengelola universitas yang beranggotakan 11 orang, mengatakan melalui email kepada komunitas tersebut, bahwa anggota badan itu telah menerima pengunduran diri Gay “dengan sedih”, dan bahwa rektor dan kepala bidang akademik kampus itu, Alan Garber, akan mengambil alih jabatan sebagai presiden sementara.

Gay, mantan Presiden Universitas Pennsylvania Liz Magill, dan Presiden Institut Teknologi Massachusetts Sally Kornbluth, memberikan kesaksian di depan komite DPR Amerika pada 5 Desember tentang peningkatan antisemitisme di kampus-kampus setelah pecahnya perang Israel-Hamas pada bulan Oktober.

Ketiganya menolak memberikan jawaban pasti “ya” atau “tidak” terhadap pertanyaan anggota DPR dari Partai Republik Elise Stefanik terkait apakah seruan genosida terhadap warga Yahudi akan melanggar kode etik kampus mereka, mengenai penindasan dan pelecehan. Ketiganya sepakat mengatakan mereka harus menyeimbangkan hal itu dalam kaitan dengan upaya melindungi kebebasan berpendapat.

Dengan merujuk ketidakpuasan atas kesaksian ketiganya, lebih dari 70 anggota DPR Amerika Serikat menandatangani surat yang menuntut dewan pengurus ketiga universitas tersebut memecat presidennya.

Magill mengundurkan diri setelah menerima reaksi keras atas komentarnya. [ns/em]

Forum

XS
SM
MD
LG