Tautan-tautan Akses

Sekjen NATO: UE Harus Tingkatkan Anggaran Pertahanan


Presiden Dewan Eropa Antonio Costa (tengah) didampingi Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kanan) dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk (kiri) di gedung Justus Lipsius di Brussels pada tanggal 3 Februari 2025. (JOHN THYS / AFP)
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa (tengah) didampingi Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kanan) dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk (kiri) di gedung Justus Lipsius di Brussels pada tanggal 3 Februari 2025. (JOHN THYS / AFP)

Para pemimpin Uni Eropa berkumpul di ibu kota Belgia, Brussels, untuk pembicaraan informal tentang pertahanan, Senin (3/2). KTT tersebut akan berfokus pada kerja sama UE-AS, pengeluaran militer, dan peningkatan industri pertahanan Eropa.

Para pemimpin Uni Eropa berkumpul di ibu kota Belgia, Brussels, untuk menyamakan persepsi, terkait kebijakan luar negeri pemerintahan baru di Amerika Serikat. Sejak lama, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mendesak Uni Eropa agar meningkatkan anggaran pertahanan mereka.

Para pemimpin Uni Eropa berkumpul untuk pembicaraan informal di Brussels pada hari Senin. Agenda KTT tersebut berfokus pada kerja sama UE-AS, pengeluaran militer, dan peningkatan industri pertahanan Eropa.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte bergabung dengan 27 pemimpin blok tersebut. “Kita harus meningkatkan anggaran pertahanan. Kita harus meningkatkan produksi pertahanan. Tingkat anggaran pertahanan yang tepat akan kita putuskan akhir tahun ini berdasarkan target sesuai kemampuan. Saat ini, kita sedang menilai kesenjangan dengan masing-masing negara sekutu antara posisi kita saat ini dan posisi yang seharusnya. Berdasarkan hal itu, kita akan memutuskan janji anggaran pertahanan yang baru. Namun, jumlahnya akan jauh lebih tinggi dari dua persen. Saya jamin itu,” jelasnya.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte memberi isyarat selama konferensi pers bersama di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia, 3 Februari 2025. (Johanna Geron/REUTERS)
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte memberi isyarat selama konferensi pers bersama di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia, 3 Februari 2025. (Johanna Geron/REUTERS)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, telah lama mengkritik negara-negara NATO yang tidak mengeluarkan lebih banyak anggaran untuk pertahanan. Dia telah mengancam bahwa pihaknya tidak akan membela anggota aliansi yang gagal memenuhi target anggaran pertahanan.

Trump mengulangi pernyataan itu pada Kamis (30/1) ketika dia berbicara dengan para pemimpin bisnis di Forum Ekonomi Dunia di Davos. “Untuk mengembalikan kekuatan, perdamaian, dan stabilitas di luar negeri, saya juga akan meminta semua negara NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga lima persen dari PDB, yang seharusnya sudah ditetapkan beberapa tahun lalu. Anggaran itu hanya dua persen, dan sebagian besar negara tidak membayar sampai saya memintanya,” sebutnya.

Presiden Trump menambahkan bahwa dia bersikeras agar negara-negara anggota NATO membayar, dan mereka akhirnya membayarnya karena Amerika Serikat benar-benar menutup selisihnya saat itu dan menurutnya hal itu tidak adil bagi Amerika Serikat.

Amerika Desak Anggaran Pertahanan Sekutu NATO 5% PDB, Spanyol Baru 1,38%
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:39 0:00


Prancis: UE Harus Berbuat Lebih Banyak

Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada hari Senin mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump “mendorong warga Eropa” untuk berbuat lebih banyak untuk memastikan keamanan mereka sendiri dalam hal pertahanan dan ekonomi.

Macron menambahkan bahwa warga Eropa harus “melangkah lebih jauh” dalam hal industri pertahanan dan basis teknologi mereka. “Jika kita diserang dalam masalah komersial, Eropa, sebagai kekuatan yang teguh pendiriannya, harus membuat dirinya dihormati dan karenanya bereaksi,” jelasnya.

Sementara beberapa negara Eropa telah mengisyaratkan, peningkatan pengeluaran mereka ke lima persen PDB seperti yang diinginkan Trump akan menjadi beban ekonomi, sejumlah negara di sisi timur aliansi itu, termasuk Lithuania, telah menyambut usulan tersebut sebagai suatu keharusan.

Presiden Lithuania Gitanas Nausėda menyampaikan dukungan tersebut di tengah ancaman Rusia yang terus berlanjut.

Presiden Dewan Eropa Antonio Costa (kiri) menyambut Presiden Lithuania Gitanas Nauseda saat tiba di acara retret informal para pemimpin Uni Eropa di Palais d’Egmont di Brussels, 3 Februari 2025. (NICOLAS TUCAT / POOL / AFP)
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa (kiri) menyambut Presiden Lithuania Gitanas Nauseda saat tiba di acara retret informal para pemimpin Uni Eropa di Palais d’Egmont di Brussels, 3 Februari 2025. (NICOLAS TUCAT / POOL / AFP)

Mengakhiri pertempuran di Ukraina harus dilakukan dengan keterlibatan penuh Kyiv dan disertai dengan lebih banyak pengeluaran pertahanan oleh negara-negara regional untuk menghindari agresi Rusia pada masa mendatang, menurut Nauseda.

Dia mengatakan, bahkan ketika gencatan senjata dicapai di Ukraina, “Anda tidak dapat percaya bahwa niat Rusia akan berhenti begitu saja dan tidak melakukan apa-apa.”

Lithuania baru-baru ini menjadi anggota pertama aliansi militer NATO yang berkomitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanannya hingga setidaknya lima persen dari keseluruhan output ekonomi nasionalnya.

“Tanpa keamanan nasional, tanpa jaminan keamanan yang memadai, tidak hanya secara nasional, tetapi tentu saja, secara internasional, pertama-tama, sistem pertahanan NATO, tidak mungkin untuk menciptakan kesejahteraan di negara ini. Karena jika kita kehilangan kedaulatan atau integritas teritorial, seperti kasus Ukraina saat ini, tidak mungkin untuk memikirkan kebijakan sosial yang menguntungkan atau jenis kebijakan lain di Lithuania karena hilangnya kemerdekaan kita,” jelasnya.

Nauseda menegaskan bahwa prioritas itu sangat jelas bagi negaranya yang berada di garis depan dan berbatasan langsung dengan Rusia. “Yang kita belanjakan harus lebih banyak dan tentu saja, kita dapat mengandalkan dukungan dari sekutu kita di NATO. Namun, akan sangat naif untuk mengharapkan pihak lain akan peduli dengan keamanan kita jika ada indikasi yang jelas bahwa kita tidak dapat mempertahankan diri,” tambahnya.

Pertemuan para pemimpin Uni Eropa tersebut diadakan saat invasi Rusia di Ukraina mendekati ulang tahunnya yang ketiga pada 24 Februari mendatang. [lt/ns]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG