Dalam lima tahun ke depan, semua orang di Bumi harus dilindungi oleh sistem peringatan dini terhadap cuaca dan perubahan iklim yang semakin ekstrem, ini merupakan target baru PBB yang ambisius, yang diumumkan bertepatan dengan Hari Meteorologi Sedunia 23 Maret ini.
Sekjen PBB Antonio Guterres telah menugaskan Badan Meteorologi Dunia (WMO) untuk memimpin upaya dan menyajikan rencana aksi untuk mencapai target itu dalam konferensi iklim PBB berikutnya di Mesir, bulan November nanti.
Hari Meteorologi Sedunia kali ini mengambil tema “Peringatan & Tindakan Dini.”
Guterres mengatakan, “Gangguan iklim yang disebabkan oleh manusia, kini terjadi di semua kawasan. Laporan terbaru Panel Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim merinci penderitaan yang sudah terjadi. Setiap peningkatan pemanasan global akan semakin meningkatkan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem.”
Lebih jauh Guterres menambahkan ,“Kita harus menanamkan investasi yang setara dalam adaptasi dan ketahan. Ini termasuk informasi yang memungkinkan kita mengantisipasi badai, gelombang panas, banjir dan kekeringan."
Namun sepertiga penduduk di dunia, terutama di negara kurang berkembang dan negara berkembang serta negara kepulauan, masih belum tercakup oleh sistem peringatan dini.
Di Afrika bahkan lebih buruk lagi karena 60% orang tidak memiliki sistem peringatan dini ini. “Ini tidak dapat diterima, terutama dengan dampak iklim yang pasti akan menjadi lebih buruk,” tegas Guterres.
Laporan WMO tahun 2021 tentang bencana menunjukkan pemanasan laut telah memicu badai tropis yang lebih kuat dan naiknya permukaan laut, sehingga meningkatkan dampaknya. Selama 50 tahun terakhir (1970-2019), cuaca, iklim atau bencana yang berhubungan dengan air telah terjadi rata-rata setiap hari. Setiap hari 115 orang tewas, sementara kerugian finansial setiap hari mencapai 202 juta dolar. [em/lt]