Ratusan migran Suriah melarikan diri dari perang saudara di negara itu, masih terus berdatangan di pulau-pulau Yunani hari Minggu (20/3)
Sebuah kapal pesiar menyelamatkan 18 migran asal Kuba dekat pulau Marco. Meskipun demikian sebelum diselamatkan, perjalanan mereka selama 22 hari telah merenggut nyawa 9 orang.
Uni Eropa dan Turki mencapai kesepakatan Jumat (18/3) bahwa semua migran yang secara ilegal masuk Yunani dari Suriah dan tempat lainnya, akan dikirim ke Turki setelah didaftar.
Kesepakatan yang dicapai di Brussels ini akan memungkinkan migran yang sampai di Yunani dideportasi kembali ke Turki.
Siprus telah menyatakan keberatan karena penolakan Ankara untuk mengakui pemerintahnya yang didukung Yunani, namun sejumlah laporan mengatakan pemimpin Siprus mungkin mencabut keberatannya.
Berdasarkan rencana itu, Uni Eropa harus membayar untuk mengirim migran yang tidak memenuhi syarat untuk mendapat suaka di Yunani kembali ke Turki.
Meskipun tidak ada yang cedera, ketiga terhukum menerima tanggung jawab bahwa orang bisa mati akibat kejahatan yang mereka lakukan.
Uni Eropa menyatakan akan menerima hingga sekitar 70 ribu pengungsi, yang akan dimukimkan kembali di Eropa dalam proses yang diawasi oleh badan pengungsi PBB.
Pembicaraan penuh dengan kendala politis, hukum dan logistik sehingga perkembangannya ke depan tidak jelas.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia tidak berencana mengubah kebijakan pemerintahannya terhadap para pengungsi.
Menteri Dalam Negeri Austria Johanna Mikl-Leitner mengatakan kepada surat kabar Jerman Die Welt hari Kamis bahwa jalur Balkan yang melalui negara-negara tersebut harus tetap ditutup secara permanen.
Tunjukkan lebih banyak