Tautan-tautan Akses

Zika Bukan Lagi Ancaman Darurat, Meski Belum Musnah


Petugas kesehatan melakukan penyemprotan di kawasan permukiman untuk mencegah infeksi Zika di Managua, Nicaragua (foto: dok.). WHO melaporkan bahwa virus Zika kini bukan lagi merupakan ancaman darurat.
Petugas kesehatan melakukan penyemprotan di kawasan permukiman untuk mencegah infeksi Zika di Managua, Nicaragua (foto: dok.). WHO melaporkan bahwa virus Zika kini bukan lagi merupakan ancaman darurat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, ancaman Zika dan kaitannya dengan kelainan pada bayi yang baru lahir, belum hilang, tetapi virus itu tidak lagi merupakan darurat global dan dapat ditangani seperti banyak penyakit jangka panjang lainnya.

Satu tahun yang lalu, WHO menyatakan wabah Zika yang menyebar di Amerika Latin merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Sembilan bulan kemudian, WHO mencabut pernyataan itu dan mengatakan, tidak cocok lagi untuk menangani Zika melalui upaya tanggap darurat, karena banyak pertanyaan seputar penyakit itu telah menjawab.

Manajer insiden WHO untuk Zika, Ian Clarke mengatakan, Zika sekarang sedang ditangani seperti penyakit jangka panjang lainnya, seperti malaria dan demam berdarah.

"Tapi, tentu saja, kita akan melihat terjadinya perebakan di negara atau kawasan tertentu. Tapi, kita tidak bisa menanggapinya sebagai keadaan darurat setiap kali hal itu terjadi. ini membutuhkan penanganan penularan jangka panjang, dan berkoordinasi bersama, dengan memberi perawatan dan dukungan kepada keluarga, dan juga penelitian dan pengembangan vaksin dan diagnostik,” papar Clarke.

Clarke mengatakan, banyak pertanyaan seputar Zika tetap belum terjawab. Tetapi, sejak keadaan darurat dinyatakan satu tahun yang lalu, ia mengatakan komunitas ilmiah telah menemukan hubungan antara Zika dan mikrosefali, gangguan otak pada bayi yang baru lahir, serta dengan sindrom Guillain-Barre, gangguan neurologis yang parah.

Dia mengatakan, ada 40 kandidat vaksin, lima di antaranya akan memasuki tahap satu uji coba klinis guna menguji keamanan dan kemampuannya untuk meningkatkan respon kekebalan. Hasilnya baru akan diketahui beberapa tahun lagi.

Clarke mengatakan, ada sedikit kemajuan dalam mengembangkan tes diagnostik baru, tapi belum ada pengobatan untuk virus Zika itu sendiri.

Clarke juga mencatat kemajuan yang dibuat dalam bidang pencegahan. Dia mengatakan, lebih dari 76 negara sekarang memiliki sistem pengawasan yang kuat dan lebih mampu mendeteksi virus Zika.

WHO mengatakan, Zika terus menyebar, 76 negara melaporkan penularan virus, 29 negara melaporkan kasus mikrosefalus dan 21 negara lainnya terkena sindrom Guillain-Barre.

Clarke menambahkan, prevalensi Zika menurun di benua Amerika, di mana wabah terjadi tahun lalu. Namun, ia mengatakan tidak tahu pasti alasannya. [ps/ii]

XS
SM
MD
LG