Vaksin eksperimental baru untuk virus Zika telah terbukti 100 persen efektif dalam melindungi hewan laboratorium. Para ilmuwan mengatakan vaksin ini hanya perlu diberikan satu kali untuk mencegah penularan virus Zika, dan tampaknya menjadi senjata yang berpotensi ampuh dalam perang global melawan Zika.
Vaksin yang disebut mRNA ini menggunakan materi genetik dari virus Zika untuk melawan penyakit yang dibawa nyamuk tersebut. mRNA adalah singkatan dari messenger RNA atau ARNd (ARN duta), yang bertugas membawa kode-kode genetik dari DNA, cetak biru kehidupan, untuk menjadi protein yang melaksanakan berbagai fungsi biologis.
Vaksin mRNA berbeda dari vaksin lain yang merangsang sistem kekebalan tubuh dengan menggunakan patogen yang sudah lemah atau mati.
Drew Weissman adalah ahli vaksin mRNA di University of Pennsylvania School of Medicine. Ia mengembangkan vaksin ini bersama para peneliti dari sejumlah lembaga.
Weissman dan rekan-rekannya memodifikasi untaian kecil RNA virus yang menyimpan kode genetik untuk membuat protein virus Zika. Karena RNA yang disuntikkan begitu saja ke dalam tubuh dapat dilihat sebagai benda asing oleh sistem kekebalan tubuh dan disingkirkan, maka para ilmuwan mengembangkan sistem pengiriman untuk vaksin mRNA yang memungkinkannya menyelinap tanpa terdeteksi ke dalam sel, di mana mesin genetik diam-diam membuat protein virus.
Protein yang tidak berbahaya ini meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga prima untuk mengenali dan menghancurkan infeksi Zika, jika ditemukan.
Weissman mengatakan semua orang akan divaksinasi untuk melawan virus Zika di daerah yang endemik.
Satu suntikan vaksin ini telah melindungi tikus dan kera untuk jangka waktu yang cukup lama di dalam lingkungan di mana mereka terkena Zika, kata Weissman.
"Apa yang kami lihat pada tikus dan kera itu adalah bahwa kami bisa memberikan dosis tunggal - dan dosis yang sangat rendah - RNA yang dimodifikasi dan mendapatkan perlindungan sepenuhnya. Dan pada tikus kami mengamati selama lima bulan, dan perlindungan tetap kuat pada lima bulan setelah imunisasi tunggal," ujarnya.
Pada kera, vaksin diobservasi selama lima minggu, dan perlindungan tampaknya bertahan.
Vaksin Weissman ini dibuat dari virus Zika yang diisolasi dalam wabah 2013. Penyakit yang dibawa nyamuk ini paling parah di Amerika Latin, menyebabkan cacat lahir pada bayi yang ibunya tertular Zika.
Jika semua berjalan sesuai rencana, hanya diperlukan satu suntikan vaksin mRNA untuk perlindungan terhadap Zika. Weissman berharap dapat memulai uji klinis vaksin mRNA tahun depan.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Nature. [as]