Yunani, Senin (12/10), mengecam keputusan Turki mengirim kembali kapal riset ke kawasan timur Laut Tengah di tengah-tengah ketegangan mengenai hak eksplorasi energi sebagai “ancaman langsung terhadap perdamaian regional."
Langkah itu diambil sementara Athena dan Ankara berupaya menetapkan tanggal bagi pembicaraan untuk meredam perselisihan antara kedua negara NATO yang bertetangga itu.
Angkatan Laut Turki, Minggu (10/11), menyatakan kapal Oruc Reis akan melakukan kegiatan di kawasan itu, termasuk di sebelah selatan Pulau Kastellorizo, Yunani, mulai Senin (12/10) hingga 22 Oktober. Pesan itu dikirim ke sistem peringatan maritim NAVTEX.
Kementerian Luar Negeri Yunani menyatakan langkah itu merupakan “ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan regional.”
Turki “tidak dapat diandalkan” dan “tidak sungguh-sungguh menginginkan dialog,” sebut kementerian itu dalam suatu pernyataan.
Ditambahkan pula bahwa Ankara merupakan “faktor utama instabilitas” di kawasan “mulai dari Libya hingga ke kawasan Laut Aegea dan Siprus, Suriah, Irak dan sekarang Nagorno-Karabakh.”
“Saya tidak menginginkan pertempuran, seharusnya tak seorang pun yang demikian,” kata PM Yunani Kyriakos Mitsotakis dalam wawancara hari Senin (12/10) dengan harian Yunani Ta Nea yang dilakukan sebelum Turki mengumumkan langkahnya.
Turki dan Yunani terlibat perselisihan mengenai eksplorasi gas di kawasan timur Laut Tengah pada bulan Agustus, yang membuat kedua negara masing-masing melakukan latihan angkatan laut dan angkatan udara di perairan strategis antara Siprus dan Pulau Kreta, Yunani. [uh/ab]