Tautan-tautan Akses

Yaman Tuduh Pemberontak Houthi-Syiah Langgar Gencatan Senjata


ARSIP – Kaum militan Houthi berpatroli di jalan di mana para pengunjuk rasa pro-Houthi berunjuk rasa menentang koalisi pro-Saudi di Hodeidah, Yaman, 10 Desember 2018 (foto: Reuters/Abduljabbar Zeyad/Foto Arsip)
ARSIP – Kaum militan Houthi berpatroli di jalan di mana para pengunjuk rasa pro-Houthi berunjuk rasa menentang koalisi pro-Saudi di Hodeidah, Yaman, 10 Desember 2018 (foto: Reuters/Abduljabbar Zeyad/Foto Arsip)

Yaman dan sekutu-sekutunya – yaitu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab – menuduh pemberontak Houthi-Syiah melanggar perjanjian untuk menarik diri dari dua pelabuhan utama.

Duta besar dari ketiga negara itu mengirim surat ke Sekjen PBB Antonio Guterres, memintanya untuk menuntut kelompok pemberontak Houthi-Syiah itu untuk mematuhi komitmennya. “Penolakan kelompok Houthi secara tiba-tiba dan tidak direncanakan pekan lalu, untuk menarik diri dari dua pelabuhan Salif dan Ras Issa, merupakan hal yang tidak mengejutkan setelah strategi tarik ulur dari pihak mereka,” demikian petikan surat itu.

Ketiga negara yang telah berupaya mengusir Houthi-Syiah yang didukung Iran keluar dari Yaman itu, menuduh kelompok pemberontak itu menggali dan membangun perlindungan untuk memperkuat posisi mereka.

Sejauh ini belum ada jawaban dari kelompok pemberontak itu, yang sebelumnya mengatakan justru pihak lain yang melanggar perjanjian tersebut. Juru bicara PBB mendesak kedua pihak untuk menghormati perjanjian mereka.

Yaman dan kelompok Houthi-Syiah pada Desember lalu sepakat menarik pasukan mereka dari kota pelabuhan Hodeida, yang dikuasai pasukan Houthi.

Hampir seluruh bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang kelaparan masuk melalui Hodeida dan pertempuran itu telah mencegah pengiriman bantuan darurat tersebut.

Yaman dan koalisi pimpinan Arab Saudi yang melawan kelompok Houthi-Syiah, menuduh bahwa kelompok itu menerima bantuan senjata dari Iran lewat pelabuhan Hodeida; hal yang dibantah oleh Iran. [em]

XS
SM
MD
LG