Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis (16/1) meminta $1,5 miliar (sekitar 24,56 triliun rupiah) untuk operasi darurat tahun ini, dengan peringatan bahwa konflik, perubahan iklim, epidemi, dan pengungsian telah menyatu dan menciptakan “krisis kesehatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Badan kesehatan PBB itu memperkirakan bahwa krisis kesehatan akan menyebabkan 305 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak tahun ini.
“WHO meminta $1,5 miliar untuk mendukung upaya penyelamatan nyawa untuk keadaan darurat yang kami ketahui dan untuk bereaksi cepat terhadap krisis-krisis baru,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menyampaikan permintaan tersebut.
Permintaan darurat badan tersebut, yang jumlahnya sama dengan permintaan tahun lalu, menguraikan prioritas dan sumber daya penting yang dibutuhkan untuk mengatasi 42 keadaan darurat kesehatan yang sedang berlangsung.
“Konflik, wabah, bencana terkait iklim, dan keadaan darurat kesehatan lainnya tidak lagi terisolasi atau terjadi sesekali – semuanya terjadi tanpa henti, saling tumpang tindih, dan semakin intensif,” kata Tedros dalam sebuah pernyataan.
Ia menunjuk pada bantuan kesehatan darurat yang diberikan di zona konflik mulai dari wilayah Palestina yang diduduki hingga Republik Demokratik Kongo hingga Sudan, serta upayanya dalam melaksanakan kampanye vaksinasi, menangani kekurangan gizi, dan membantu mengendalikan wabah penyakit seperti kolera.
“Tanpa pendanaan yang memadai dan berkelanjutan, kita menghadapi tugas yang mustahil untuk memutuskan siapa yang akan menerima perawatan dan siapa yang tidak tahun ini,” kata Tedros pada acara hari Kamis.
“Dukungan Anda membantu memastikan bahwa WHO tetap menjadi penyelamat, menjembatani kesenjangan antara penyakit dan kesehatan, keputusasaan dan harapan, hidup dan mati bagi jutaan orang di seluruh dunia.” [lt/ka]
Forum