Menurut WHO, lebih dari 40 persen dari 127.350 kasus yang dilaporkan tahun lalu di wilayah tersebut menimpa anak-anak di bawah usia lima tahun. Wilayah itu mencakup 53 negara di Eropa dan Asia Tengah.
“Campak kembali merebak, dan ini adalah sebuah peringatan,” kata Hans Kluge, direktur regional WHO untuk wilayah Eropa.
“Setelah terjadi penurunan cakupan imunisasi selama pandemi COVID-19, jumlah kasus kembali meningkat secara signifikan pada tahun 2023 dan 2024. Tingkat vaksinasi di banyak negara belum kembali ke tingkat sebelum pandemi,” tambah WHO.
Dalam beberapa bulan terakhir, perhatian juga tertuju pada kasus campak di Amerika Serikat. Wabah di Texas dan New Mexico, yang menyebabkan terjadinya kematian akibat campak pertama di Amerika Serikat dalam satu dekade terakhir, meningkat sebanyak 28 kasus dalam sepekan terakhir, menjadi 256 kasus.
Menurut WHO, campak adalah salah satu virus paling menular bagi manusia. Infeksi campak dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, ensefalitis, dehidrasi, serta merusak daya ingat sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai patogen.
WHO mengatakan pada Kamis bahwa kurang dari 80 persen anak-anak di Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, Makedonia Utara dan Rumania telah menerima dosis pertama vaksin campak pada tahun 2023, jauh di bawah tingkat cakupan 95 persen yang diperlukan untuk mencegah perebakan.
Rumania melaporkan jumlah kasus tertinggi di wilayah Eropa pada tahun 2024 dengan 30.692 kasus, disusul Kazakhstan dengan 28.147 kasus, menurut laporan WHO. [rd/ka]
Forum