Wabah campak di barat daya Amerika Serikat menewaskan dua orang dan menginfeksi lebih dari 200 lainnya, mendorong badan kesehatan di negara itu mengeluarkan peringatan perjalanan.
Hingga Jumat (7/3), Texas melaporkan 198 kasus dan New Mexico 30 kasus. Masing-masing negara bagian mencatat satu kematian, kedua korban tersebut belum divaksinasi.
Pasien Texas adalah seorang anak sementara pasien New Mexico adalah seorang dewasa yang dites positif campak setelah meninggal.
Meski penyebab resmi kematian orang dewasa itu belum diumumkan oleh Kantor Penyelidik Medis New Mexico, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengklasifikasikannya sebagai kematian akibat campak.
"Kasus campak diperkirakan terus bertambah karena wabah ini menyebar dengan cepat," kata CDC dalam peringatan Jaringan Peringatan Kesehatan kepada tenaga medis, pejabat kesehatan, dan calon pejalan.
"Dengan semakin dekatnya musim semi dan musim panas di Amerika Serikat, CDC menekankan peran penting yang dimainkan oleh dokter dan pejabat kesehatan masyarakat dalam mencegah penyebaran campak," kata badan tersebut.
"Mereka harus waspada terhadap kasus penyakit ruam demam yang memenuhi definisi kasus campak dan berbagi strategi pencegahan campak yang efektif, termasuk panduan vaksinasi untuk pejalan internasional."
Campak merupakan penyakit yang sangat menular, menyebar melalui droplet pernapasan dan dapat bertahan di udara hingga dua jam setelah penderita meninggalkan area tersebut. Gejalanya di antaranya mengalami demam, gangguan pernapasan, dan timbulnya ruam. Namun, penyakit itu dapat menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia, radang otak, hingga kematian.
Vaksinasi tetap menjadi perlindungan terbaik. Vaksin campak, yang diwajibkan untuk anak-anak berusia 12 bulan ke atas, memberikan kekebalan seumur hidup sebesar 93 persen setelah satu dosis, meningkat menjadi 97 persen setelah dua dosis.
Namun, tingkat imunisasi di Amerika anjlok, terutama sejak pandemi COVID-19 memicu maraknya misinformasi tentang vaksin.
CDC merekomendasikan cakupan vaksinasi 95 persen untuk mencapai kekebalan kelompok, tetapi pada 2023-2024, angka nasional di kalangan anak-anak TK turun menjadi 92,7 persen.
Sebelum wabah ini, kematian terakhir akibat campak di Amerika terjadi pada 2015, ketika seorang perempuan di Washington meninggal karena pneumonia akibat virus saat menjalani pengobatan imunosupresif, yaitu pengobatan yang mempengaruhi sistem imunitas tubuh. Sebelumnya, kematian serupa terakhir tercatat pada 2003. [ah/ft]
Forum