Militer Israel pada Rabu (21/6) mengerahkan pasukan tambahan di Tepi Barat yang diduduki dan bersiap untuk menghancurkan rumah dua pria bersenjata Palestina yang membunuh empat warga Israel.
Para korban penembakan di pemukiman Eli di Tepi Barat itu telah dikebumikan. Media Israel mengidentifikasi empat orang yang tewas tersevbut sebagai Harel Masood, 21, Ofer Fayerman, 64, dan Elisha Anteman, 18, Nahman-Shmuel Mordoff, 17.
Seorang warga sipil Israel membunuh seorang penyerang di tempat kejadian, sementara pasukan Israel mengejar dan menembak mati penyerang kedua setelah ia sempat melarikan diri.
Insiden penembakan itu terjadi sehari setelah tujuh warga Palestina tewas dalam pertempuran seharian melawan pasukan Israel di Jenin.
Kekerasan yang memburuk telah menciptakan ujian bagi pemerintah sayap kanan Israel dan mendorong seruan untuk operasi militer yang meluas di Tepi Barat.
Militer Israel mengatakan sedang meningkatkan kehadiran pasukannya di Tepi Barat. Pada Rabu pagi, Israel mengatakan, pasukannya menangkap tiga tersangka di desa Palestina Urif sehubungan dengan serangan itu dan menemukan rumah kedua pria bersenjata itu sebelum kemungkinan membongkarnya.
Israel menghancurkan rumah penyerang Palestina sebagai bagian dari kebijakan yang katanya bertujuan untuk menimbulkan efek jera, tetapi para kritikus mengatakan taktik itu sama dengan hukuman kolektif.
Hamas tidak secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, meskipun mengidentifikasi dua pria bersenjata — Mohannad Faleh, 26, yang dibunuh oleh seorang warga sipil di tempat kejadian dan Khaled Sabah, 24, yang dibunuh oleh tentara saat dia melarikan diri — sebagai anggotanya.
Sebagai buntut dari serangan hari Selasa, para pemukim Israel di Tepi Barat menyerang properti milik sejumlah warga Palestina di desa-desa yang berdekatan, dan menyebabkan kerusakan yang luas. Setidaknya lima warga Palestina terluka dalam serangan oleh para pemukim Israel itu, lapor radio militer Israel.
Penembakan pada Selasa terjadi setelah baku tembak besar-besaran antara militan Palestina dan pasukan Israel di kamp pengungsi Jenin utara sehari sebelumnya. Enam warga Palestina tewas dan lebih dari 90 lainnya luka-luka dalam bentrokan itu. Pada hari Rabu, jumlah korban tewas akibat serangan itu meningkat menjadi tujuh ketika Sadeel Naghniyeh yang berusia 15 tahun meninggal karena luka yang dideritanya dalam baku tembak itu, kata para pejabat kesehatan Palestina.
Delapan tentara Israel juga terluka dalam baku tembak itu.
Penembakan mematikan pada Selasa adalah yang terbaru dari serangkaian panjang kekerasan di wilayah tersebut selama satu setengah tahun terakhir yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Setidaknya 130 warga Palestina dan 24 orang di pihak Israel telah tewas sepanjang tahun ini, menurut penghitungan Associated Press.
Israel telah melakukan penggerebekan hampir setiap malam di Tepi Barat sebagai tanggapan atas serangkaian serangan mematikan Palestina yang menarget warga sipil Israel pada awal tahun 2022. Israel mengatakan sebagian besar orang Palestina yang terbunuh adalah militan, tetapi pemuda pelempar batu memprotes serangan tersebut dan yang lainnya tidak terlibat. dalam konfrontasi juga tewas terbunuh.
Israel merebut Tepi Barat, bersama dengan Yerusalem timur dan Jalur Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967. Orang-orang Palestina menginginkan wilayah-wilayah itu sebagai bagian dari wilayah negara merdeka mereka di masa depan. [ab/lt]
Forum