YERUSALEM —
Warga Arab-Israel memperingati hari protes tahunan. Orang-orang Arab Israel berpawai dan menggelar rapat umum untuk memperingati Hari Tanah, protes tahunan terhadap perebutan tanah-tanah warga keturunan Arab oleh negara Israel. Kegiatan itu untuk memperingati demonstrasi massa menentang perebutan tanah di Galilea pada tahun 1976, ketika enam demonstran Arab dibunuh oleh pasukan keamanan Israel.
Sekitar 20 persen penduduk Israel adalah keturunan Arab. Hari Tanah adalah kesempatan bagi mereka untuk menyoroti apa yang mereka anggap sebagai diskriminasi oleh negara Yahudi itu terhadap minoritas Arab. Mereka mengadakan pemogokan umum di seluruh sektor Arab.
Talal Al-Karnawi adalah walikota Rahat, kota Bedoui di Israel selatan. Karnawi mengatakan, semua sekolah, toko dan kantor-kantor pemerintah ditutup sebagai protes atas perebutan tanah oleh negara Israel dan penghancuran rumah-rumah yang dibangun secara ilegal.
Pemerintah Israel menolak mengakui dan memberi pelayanan kepada banyak desa Bedouin, yang dibangun tanpa izin, memperkuat perasaan di kalangan warga Arab Israel bahwa mereka adalah warga negara kelas dua.
Analis Arab Israel Wadia Abu Nasser mengatakan, "Orang merasa bahwa tanah mereka semakin berkurang, dan merasa bahwa kami tidak diterima di negara sendiri, itu adalah perasaan yang sangat buruk."
Pemerintah Israel mengatakan negara itu sudah banyak berbuat guna mengurangi diskriminasi dan memperbaiki kondisi warga Arab di negara itu. Pejabat-pejabat menunjukkan, orang Arab mendapat layanan kesehatan yang sama seperti orang Yahudi dan memiliki perwakilan di parlemen.
Menurut pejabat-pejabat Israel, terkait revolusi Musim Semi di negara-negara Arab, situasi warga Arab Israel jauh lebih baik daripada saudara-saudara mereka di negara-negara Timur Tengah lain, seperti Suriah, Mesir dan Irak.
Sekitar 20 persen penduduk Israel adalah keturunan Arab. Hari Tanah adalah kesempatan bagi mereka untuk menyoroti apa yang mereka anggap sebagai diskriminasi oleh negara Yahudi itu terhadap minoritas Arab. Mereka mengadakan pemogokan umum di seluruh sektor Arab.
Talal Al-Karnawi adalah walikota Rahat, kota Bedoui di Israel selatan. Karnawi mengatakan, semua sekolah, toko dan kantor-kantor pemerintah ditutup sebagai protes atas perebutan tanah oleh negara Israel dan penghancuran rumah-rumah yang dibangun secara ilegal.
Pemerintah Israel menolak mengakui dan memberi pelayanan kepada banyak desa Bedouin, yang dibangun tanpa izin, memperkuat perasaan di kalangan warga Arab Israel bahwa mereka adalah warga negara kelas dua.
Analis Arab Israel Wadia Abu Nasser mengatakan, "Orang merasa bahwa tanah mereka semakin berkurang, dan merasa bahwa kami tidak diterima di negara sendiri, itu adalah perasaan yang sangat buruk."
Pemerintah Israel mengatakan negara itu sudah banyak berbuat guna mengurangi diskriminasi dan memperbaiki kondisi warga Arab di negara itu. Pejabat-pejabat menunjukkan, orang Arab mendapat layanan kesehatan yang sama seperti orang Yahudi dan memiliki perwakilan di parlemen.
Menurut pejabat-pejabat Israel, terkait revolusi Musim Semi di negara-negara Arab, situasi warga Arab Israel jauh lebih baik daripada saudara-saudara mereka di negara-negara Timur Tengah lain, seperti Suriah, Mesir dan Irak.
