Tautan-tautan Akses

Visa AS Terlalu Mahal untuk Para Pelajar Afghanistan


Refleksi dari bendera AS tampak di kaca jendela Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan, 30 Juli 2021. Kedutaan AS di Kabul ditutup sejak Taliban menguasai Kabul tahun lalu. (foto: ilustrasi).
Refleksi dari bendera AS tampak di kaca jendela Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan, 30 Juli 2021. Kedutaan AS di Kabul ditutup sejak Taliban menguasai Kabul tahun lalu. (foto: ilustrasi).

Bagi Breshna Salaam, kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan tahun lalu, berarti kembalinya kemiskinan ekstrem, sama dengan yang ia dan ibunya alami di bawah kendali Taliban pertama kali di negara itu.

Pada tahun 1996, Taliban memecat ibu Salaam dari pekerjaan pelayanan publik, menutup sumber pendapatan janda dan putrinya satu-satunya itu. Pada Agustus 2021setelah ibunya pensiun, Taliban memecat Salaam dari pekerjaannya di Kementerian Pertanian.

Kehilangan pekerjaan dan pendidikan di negaranya sendiri, ia melamar program pascasarjana di luar negeri dan ditawari beasiswa di Universitas New York.

“Saya menangis bahagia ketika menerima kabar beasiswa itu,” kata Salaam kepada VOA. Tapi, kebahagiaannya tidak berlangsung lama.

Pertama, ia harus membayar lebih dari $2.000 untuk uang suap memperoleh paspor baru dan visa jangka pendek ke Pakistan, di mana ia harus mendaftar visa pelajar di Kedutaan Besar AS. Kedutaan AS di Kabul, Afghanistan ditutup sejak Taliban menguasai Kabul tahun lalu.

“Saya benar-benar harus meminta uang kepada kerabat dan teman untuk membayar paspor dan visa Pakistan,” katanya.

“Saya harus membeli tiket pesawat ke Islamabad, harus membayar akomodasi saya di Islamabad, dan $510 untuk biaya visa AS, dan terakhir, jika saya mendapat visa, saya harus membeli tiket ke New York,” kata Salaam. Ia menambahkan bahwa ia tidak mempunyai sarana untuk membayar semua biaya itu sendiri. [ps/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG