Komisi Eropa hari Kamis (3/9) mengutuk serangan racun terhadap Alexander Navalny dan mendesak Rusia untuk menyelidiki insiden itu “secara transparan dan menyeluruh.” Pernyataan juru bicara Komisi Eropa Peter Stano itu disampaikan setelah pemerintah Jerman mengatakan Navalny diracun dengan jenis agen syaraf era Uni Sovyet yang sama yang diidentifikasi pihak berwenang Inggris dalam serangan terhadap seorang mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya.
“Ketika menyangkut apa yang terjadi dalam kasus Navalny, Uni Eropa – tidak hanya Perwakilan Tinggi Uni Eropa Urusan Kebijakan Keamanan dan Luar Negeri – tetapi seluruh pemimpin Uni Eropa dan pemimpin negara-negara anggota dengan tegas mengutuk penggunaan agen kimia terhadap Navalny. Kami menyerukan kepada Rusia untuk menyelidiki hal ini secara transparan dan menyeluruh. Juga menjawab pertanyaan-pertanyaan ini karena jenis agen kimia ini tidak didapat secara bebas, ini digunakan di wilayah Rusia terhadap warga Rusia, jadi sangat penting untuk menyelidikinya secara menyeluruh dan menjawab keingintahuan publik Rusia dan masyarakat internasional.”
Temuan, yang menurut sejumlah pakar jelas-jelas mengarah pada keterlibatan Rusia, tampaknya akan semakin meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat.
Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut serangan racun itu sebagai percobaan pembunuhan.
Sekutu dekat yang juga pakar strategi Navalny, Leonid Volkov, menyalahkan Kremlin dan mengatakan tidak mungkin Rusia akan menyelidiki insiden itu.
“Saya tidak percaya bahwa tekanan internasional terhadap Putin akan berhasil. Putih cukup sinis dan ia terbiasa dengan hal itu. Ia tidak pernah dimintai pertanggungjawaban terhadap penembakan pesawat Boeing MH17. Ia tidak dimintai pertanggungjawaban terhadap aneksasi Krimia dan perang saudara di Ukraina. Jadi ia sudah melakukan begitu banyak kejahatan dan tidak pernah dimintai pertanggungjawaban. Jadi saya tidak percaya akan ada penyelidikan independen di Rusia terhadap serangan racun Navalny atau semacam itu. Tetapi tentu saja baik bagi para pemimpin Barat untuk bicara dengan bahasa yang sangat jelas tentang apa yang terjadi. Itu penting.”
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov Kamis pagi menyangkal tuduhan-tuduhan bahwa Kremlin terlibat dalam insiden itu dan menuduh Jerman tidak memberikan bukti appun tentang kondisi pembangkang Rusia itu.
“Ia [Navalny.red] berada di Omsk kurang lebih satu hari dan ketika itu mitra-mitra Barat kami menyampaikan peringatan tanpa informasi. Kini Navalny sudah berada di Jerman selama satu minggu dan tim dokter Jerman juga tidak memberikan informasi apapun, tetapi entah mengapa tidak satu pihak pun menanyai mereka dan tidak menuduh mereka menyembunyikan kebenaran. Kami [Rusia.red] justru dipersalahkan karena tidak menyelidiki hal ini, padahal ini tidak benar.”
Navalny jatuh sakit dalam penerbangan menuju Moskow 20 Agustus lalu dan dilarikan ke rumah sakit di kota Omsk, Siberia, setelah pesawat melakukan pendaratan darurat. Dua hari kemudian ia dipindahkan ke rumah sakit Charite di Berlin, Jerman, di mana tim dokter pekan lalu mengatakan uji medis pendahuluan mengindikasikan bahwa Navalny telah diracun. [em/lt]