Sementara para pemimpin Uni Eropa merayakan kesepakatan paket pemulihan terkait virus corona, beberapa wilayah dan negara bersiap-siap menghadapi kemungkinan terjadinya lagi wabah virus itu.
Belgia, Swedia, Luxembourg dan Portugal termasuk di antara yang melaporkan peningkatan kasus infeksi. Beberapa bagian Barcelona, Spanyol, kini menjalani lockdown. Di Italia, yang juga terpukul parah, daerah Lazio yang juga mencakup Roma memperingatkan tentang kemungkinan lockdown lokal, jika ditemukan lebih banyak lagi klaster pasien Covid-19.
Sementara itu, Perancis, Senin (20/7) memberlakukan kewajiban mengenakan masker di dalam ruangan di seluruh tempat umum, dan menetapkan denda 155 dolar bagi pelanggarnya. Negara itu mengalami sedikit peningkatan kasus, tetapi lonjakan yang lebih mengkhawatirkan terjadi di daerah-daerah seperti di bagian timur laut, Brittany, dan di wilayah Mayenne.
“Sekarang ini kami sangat jauh dari gelombang kedua,” kata Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran kepada radio France Info, Senin (20/7).
Namun, katanya, apabila kecenderungan ini berlanjut, pemerintah mungkin mempertimbangkan langkah-langkah lockdown di tingkat regional atau bahkan nasional. “Semua opsi tersedia,” kata Veran.
Dengan ekonomi Eropa yang terpukul oleh pandemi, skenario seperti itu kemungkinan besar akan mengkhawatirkan banyak negara. Di Perancis saja, lockdown pertama akan menyusutkan ekonomi sekitar sembilan persen tahun ini, sebut lembaga kajian statistik dan ekonomi INSEE.
Menurut Gregory Claeys, ekonom senior Bruegel, lembaga riset berbasis di Brussels, gelombang kedua, yang akan memerlukan lockdown di tingkat nasional maupun regional, akan sangat memukul perekonomian.
Setiap bulan lockdown di Perancis akan menyusutkan sekitar tiga persen PDB, lanjutnya, mengutip INSEE. [uh/ab]