Pengamat Teroris dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara di Jakarta, Mardigu, menduga Umar Patek yang merupakan guru dari gembong teroris Noordin M. Top mencoba memasuki wilayah Afganistan melalui Pakistan, ketika tertangkap.
Mardigu mengatakan selain Hambali, Umar Patek merupakan salah satu warga negara Indonesia yang juga dikenal dekat dengan pemimpin Al-Qaida, Osama bin Laden. Umar Patek merupakan buronan teroris internasional. Ia dicari oleh tiga negara yaitu Indonesia, Amerika, Filipina.
Menurut Mardigu, peranan Umar Patek dalam berbagai aksi terorisme di Indonesia juga sangat besar. "Kita lihat Bom Bali I, Bom Bali II, ia sangat berperan sebagai panglima lapangan. Ia mengkoordinir dan lain sebagainya termasuk penyediaan bom dan lain sebagainya. Sangat-sangat penting, ia gurunya Noordin (M.Top). Umar Patek bukan hal yang baru atau asing di Pakistan. Dia merupakan bagian dari jaringan internasional, dia merupakan orang Al-Qaidah
Gembong teroris, Umar Patek alias Abdul Ghoni alias Umar Arab dikabarkan tertangkap di Pakistan. Ia diduga sedang merencanakan aksi teror memperingati 10 tahun penyerangan 11 September 2011, bersama para pentolan Al-Qaida.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Irjen Anton Bahrul Alam mengungkapkan kepolisian Indonesia telah mengirim tim gabungan ke Pakistan untuk memastikan informasi penangkapan Umar Patek.
Menurut Anton, tim nantinya akan melakukan cek fisik terhadap Umar Patek. Jika benar yang ditangkap adalah Umar Patek, maka kata Anton Bahrul Alam, pihaknya akan memastikan apakah pria berdarah Arab-Jawa tersebut tersangkut tindak pidana di Pakistan.
"Perlu kita cek dulu kebenarannya informasi itu," ujar Anton. "Untuk itu kita akan mengirim orang ke sana apakah benar yang bersangkutan Umar Patek. Kalau benar, kita lihat apakah ia melakukan tindak pidana di negara itu."
Jika Umar Patek terlibat kasus pidana di Pakistan, tambahnya, maka akan sangat sulit membawanya ke Indonesia.
Anggota Dewan Ketahanan Nasional, Wawan Purwanto, menyatakan pihak kepolisian harus melakukan kerjasama yang intensif dengan instansi pemerintah lainnya untuk mengatasi soal aliran dana teroris terutama yang berasal dari luar negeri. "Karena mereka tidak akan mampu bergerak kalau tidak ada dana. Aliran dana ini ibarat darah begitu diberhentikan maka mereka akan sulit untuk bergerak," kata Wawan Purwanto.
Umar Patek diduga sebagai alumnus Afganistan angkatan 1990-an. Ia disebut-sebut pernah bergabung dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) di Mindanao pada tahun 1995.