Dengan menggunakan meriam air dan gas air mata, polisi Turki hari Minggu (11/9) untuk membubarkan para demonstran, setelah Turki mengumumkan telah mengganti 28 walikota hasil pemilihan di sejumlah distrik dan kota yang umumnya dihuni warga Kurdi, di bagian timur dan tenggara negara itu.
Pejabat-pejabat yang diganti itu diduga bersekongkol dengan kelompok-kelompok yang dinilai pemerintah sebagai organisasi teroris, demikian pengumuman Kementerian Dalam Negeri Turki hari Minggu (11/9), dan menambahkan bahwa keputusan itu sejalan dengan keputusan pemerintah yang diberlakukan pasca upaya kudeta militer yang gagal.
Turki menyatakan status darurat pasca kudeta gagal 15 Juli lalu memperbolehkan pemerintah memerintah lewat dekrit. Sejak itu, puluhan ribu pegawai pemerintah diberhentikan karena dicurigai punya kaitan dengan organisasi teroris. [em/al]