Pemerintah Turki menyebut keputusan Amerika membuka kedutaan besarnya di Yerusalem pada Mei mendatang, lebih cepat dari rencana awal memindahkan kedutaan pad akhir tahun depan, “sangat merisaukan.”
“Keputusan ini menunjukkan betapa pemerintah Amerika bertekad merusak dasar-dasar perdamaian dengan menginjak-injak hukum internasional, dan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Jerusalem,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya, Sabtu (24/2).
Baca: AS Akan Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem Bulan Mei
Wakil Presiden Amerika Mike Pence bulan lalu mengatakan kepada parlemen Israel bahwa pemindahan kedutaan Amerika itu dari Tel Aviv ke Jerusalem akan dilakukan pada akhir 2019. Tapi Amerika mengatakan, Jumat (25/2), kedutaan besar itu akan dibuka pada Mei bersamaan dengan ulang tahun pembentukan Israel yang ke-70.
Presiden Donald trump mengumumkan pengakuan Amerika atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel Desember lalu, tindakan yang membuat marah sekutu-sekutu Amerika di dunia Arab dan Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Negara Palestina kelak.
“Turki akan terus berusaha melindungi hak-hak rakyat Palestina yang sah dari keputusan Amerika yang sangat merisaukan ini,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.
Para pemimpin Palestina mengatakan pemindahan kedutaan Amerika itu setahun lebih awal dari rencana semula sebagai suatu “provokasi yang ditujukan pada dunia Arab.”
Baca: Wapres Pence: Kedubes AS akan Pindah ke Yerusalem Tahun 2019
Kota Yerusalem dianggap suci oleh penganut agama Kristen, Yahudi dan Islam dan merupakan bagian terpenting konflik Israel-Palestina.
Amerika adalah satu-saatnya negara yang mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, yang mengakibatkan ketegangan antara Amerika dan Uni Eropa tentang cara terbaik menyelesaikan krisis Timur Tengah. [ii/vm]
