Pentagon mengatakan pasukan Amerika di Turki telah melancarkan serangan pertama terhadap militan ISIS di Suriah. Menurut para pejabat militer Amerika, serangan lintas perbatasan pertama dari Turki itu menggunakan pesawat nirawak hari Rabu (5/8).
Serangan itu bersamaan dengan kedatangan sejumlah pesawat tanpa awak dan pesawat-pesawat Amerika lainnya di sebuah pangkalan udara di Turki selatan.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu hari Rabu (5/8) mengatakan pesawat-pesawat nirawak (drone) dan pesawat-pesawat Amerika mulai berdatangan ke pangkalan udara di Turki selatan, menjelang aksi militer bersama yang direncanakan untuk mengusir militan ISIS dari daerah Suriah di perbatasan Turki.
Dalam kunjungan ke Malaysia, di mana ia bertemu di sela-sela pertemuan puncak regional dengan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry, Cavusoglu mengatakan Turki dan Amerika akan segera "memulai gempuran sengit" terhadap kelompok ISIS supaya tercipta kondisi yang lebih aman bagi pasukan oposisi moderat yang memerangi militan tersebut.
Kerry juga bertemu Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, yang menyatakan ISIS merupakan "ancaman bersama" semua orang di wilayah tersebut.
Namun, menurut Lavrov, sejauh ini tidak ada tindakan bersama guna memerangi militan Muslim itu karena apa yang disebutnya "kebuntuan" di kalangan berbagai kekuatan di Suriah, termasuk faksi pemberontak.
Lavrov dan Kerry sepakat, pejabat-pejabat Amerika dan Rusia akan terus bertemu guna membahas cara menghadapi ISIS.
Rusia adalah pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan selama ini berusaha membentuk aliansi regional menentang militan. Amerika mendukung pemberontak Suriah yang moderat dalam memerangi pemerintah Assad.
Amerika telah memimpin koalisi untuk melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah sejak September tahun lalu.