Presiden Amerika Donald Trump mengulangi ancamannya untuk menutup perbatasan selatan Amerika, dengan alasan Meksiko dan tiga negara Amerika Tengah tidak melakukan apapun untuk menghentikan gelombang migran tanpa dokumen resmi yang menuju ke utara dalam upaya memasuki Amerika Serikat.
“Meksiko tidak melakukan apapun untuk membantu menghentikan arus imigran ilegal ke negara kami,” keluh Trump hari Kamis (28/3) di Twitter.
“Mereka hanya berbicara tanpa bertindak. Begitu pula, Honduras, Guatemala dan El Salvador telah mengambil uang kami selama bertahun-tahun, dan tidak melakukan apapun. Demokrat tidak peduli, undang-undang yang begitu buruk. Mungkin akan menutup Perbatasan Selatan!” cuitnya.
Trump pertama kali mengancam akan menutup perbatasan pada November lalu, tetapi tidak merealisasikannya. Akan tetapi, sewaktu ia mengakhiri penutupan kegiatan pemerintah selama 35 hari pada akhir Januari, dalam perselisihannya dengan Kongres mengenai dana untuk membangun tembok perbatasan, Trump mendeklarasikan keadaan darurat nasional untuk membangun tembok perbatasan.
Meskipun kedua majelis di Kongres menolak penetapan darurat nasional, DPR pekan ini gagal mengabaikan vetonya terhadap langkah tersebut, membuat pernyataan darurat tetap utuh. Trump melangkah maju dengan rencana memperpanjang tembok di perbatasan dengan dana yang telah dialokasikan untuk proyek-proyek lainnya.
Akan tetapi, nasib deklarasi darurat nasional dan perluasan pembangunan tembok itu kemungkinan besar akan ditentukan oleh pengadilan. Enam belas negara bagian dan kelompok-kelompok lainnya telah mengajukan gugatan hukum terhadap Trump untuk menentang deklarasi itu dan rencana penggunaan dana yang dialokasikan di tempat lainnya. [uh]