Pada hari pertama masa jabatan keduanya yang bersejarah, Presiden AS Donald Trump memaparkan visinya akan Amerika Serikat yang lebih berani dan lebih besar.
“Amerika Serikat akan kembali menganggap dirinya sebagai negara yang sedang bertumbuh, negara yang meningkatkan kekayaan kita, memperluas wilayah kita, membangun kota-kota kita, memperbesar harapan kita, dan mengusung bendera kita menuju cakrawala yang baru dan indah. Dan kita akan mewujudkan takdir nyata kita menuju bintang-bintang, meluncurkan astronaut-astronaut Amerika untuk menancapkan bendera Amerika di planet Mars,” kata Trump.
Setelah itu, ia langsung menandatangani setumpuk instruksi presiden, di antaranya deklarasi keadaan darurat nasional di perbatasan selatan Amerika, yang akan memungkinkan pengerahan pasukan, serta keadaan darurat energi nasional, yang akan mengizinkan lebih banyak ekstraksi minyak dan gas dalam negeri. Ia juga menginstruksikan bahwa hanya terdapat dua gender, yaitu laki-laki dan perempuan, dan ia akan memerintahkan pengubahan nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.
Sejarawan mengatakan, Trump mencetak sejarah karena menggunakan apa yang biasanya menjadi pidato pemersatu untuk menggambarkan masa depan yang mungkin tidak disetujui banyak rakyat Amerika.
Melalui Zoom, Dosen Sejarah University of Texas Jeremi Suri mengatakan, “Ini tidak terdengar seperti pidato pelantikan dan lebih seperti pidato kenegaraan. Ia hanya menyampaikan serangkaian poin penting mengenai proyek-proyek yang ingin ia kerjakan, dari mendeportasi imigran hingga merebut kembali Terusan Panama. Pidatonya berisi gertakan, kebohongan dan intimidasi, dan bukan itu yang biasanya kita lihat dalam pidato-pidato pelantikan.”
Ribuan pendukung Trump dari berbagai penjuru Amerika datang ke Washington karena merasa kebijakan-kebijakannya penting bagi mereka.
Melanie Voll, pendukung Trump asal Cleveland, Ohio, mengatakan, “Akal sehat, mengembalikan akal sehat dengan lantang. Banyak orang di posisi saya merasa kami adalah mayoritas yang selama ini tidak banyak bicara, dan saya rasa ini akan memberi kami kesempatan untuk bersuara dengan lantang, untuk tidak takut menyuarakan kebenaran dan menggunakan akal sehat.”
Tidak lama setelah dilantik, Trump berbicara kepada sekelompok kecil pendukungnya di gedung Kongres dan kembali menegaskan klaimnya bahwa pemilu tahun 2020 “benar-benar dicurangi” tanpa memberikan bukti.
Trump telah memberikan arahan presiden untuk mengampuni beberapa narapidana dalam kasus kekerasan pada 6 Januari 2021 lalu, ketika gerombolan pendukung Trump berusaha mengganggu pengesahan hasil pilpres 2020 yang dimenangkan oleh Joe Biden.
“Saya rasa pidato saya yang ini lebih bagus dari pada yang saya sampaikan di lantai atas, iya kan? Saya rasa ini lebih bagus, JD (Wapres JD Vance, red.). Saya rasa ini jauh lebih bagus,” ujar Trump.
Beberapa pendukung Trump yang berkantong tebal mengungkapkan kebahagiaan mereka. “Inilah, ini rasanya sebuah kemenangan. Ya!,” kata Elon Musk.
CEO Tesla dan X, Elon Musk adalah satu dari beberapa miliarder yang menyaksikan langsung upacara pelantikan presiden di ruang Rotunda Kongres AS. Lembaga-lembaga perlindungan konsumen memperingatkan beberapa kebijakan presiden Trump yang tidak banyak dibahas, yang bertujuan untuk melonggarkan regulasi dan dinilai menguntungkan segelintir elit.
Lisa Gilbert adalah salah satu presiden organisasi nirlaba perlindungan konsumen Public Citizen. “Ketika kita berpikir tentang alasan pemerintahan Trump yang akan datang ingin membekukan regulasi dan menghentikan sementara perlindungan masyarakat secara besar-besaran, itu semua atas perintah orang-orang terkaya di antara kita, kepentingan khusus perusahaan. Mereka yang diuntungkan ketika kita tidak punya aturan,” tukasnya.
Sejarawan dan pengamat mengatakan belum jelas berapa banyak instruksi dan arahan presiden yang Trump terbitkan, yang disebut pejabatnya lebih dari 100 buah, yang akan bertahan jika digugat ke pengadilan. Jawabannya: kita lihat apa yang terjadi esok hari. [rd/ab]
Forum