Presiden Amerika Donald Trump mengatakan hari Rabu (16/10) bahwa invasi Turki ke Suriah bagian timur laut “bukan urusan kita.” Ketika mengadakan wawancara pers bersama dengan Presiden Italia Sergio Mattarella di Gedung Putih, Trump menambahkan bahwa ia tidak keberatan kalau Rusia mau membantu, dan menyatakan bahwa pejuang Kurdi yang berusaha mempertahankan kawasan mereka di Suriah dari serbuan Turki, “bukanlah orang-orang baik.”
Presiden Trump mendapat kecaman keras dari kedua partai dalam Kongres Amerika karena menarik pasukan Amerika ketika Turki mengirim pasukannya ke Suriah utara minggu lalu untuk menyerang pasukan Kurdi, yang selama ini berjuang bersama tentara Amerika melawan ISIS.
Kata Trump, mengenakan sanksi-sanksi atas Turki lebih baik daripada membiarkan tentara Amerika terlibat dalam perang di kawasan itu. Ini dikatakannya ketika sebuah delegasi tingkat tinggi Amerika berangkat ke Turki untuk menekan Turki supaya menghentikan serbuannya ke Suriah.
Senator Partai Republik Lindsey Graham mengecam komentar-komentar Trump yang paling baru tentang serangan Turki itu.
“Saya kira ini adalah suatu bencana keamanan nasional yang sangat gawat, dan saya harap presiden Trump akan mempertimbangkan kembali hal ini,” kata Graham lewat Twitter.
Katanya, pernyataan Trump itu telah sama sekali menghalangi usaha wakil presiden Amerika Mike Pence dan Menteri LN Mike Pompeo untuk mengakhiri konflik itu.
Para pejabat mengatakan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berencana bertemu dengan Pence dan Pompeo hari Kamis di Ankara, dimana kedua pejabat Amerika itu akan mendesak Turki supaya menghentikan serbuannya di Suriah timur laut.
Erdogan semula mengatakan ia akan bertemu dengan Presiden Trump di Turki. Komentar ini mengisyaratkan bahwa Erdogan tidak akan bertemu dengan Pence dan Pompeo, tapi kini agaknya ia telah mengubah pikirannya.
“Untuk saat ini, saya hanya akan bertemu dengan Pence dan Pompeo,” katanya.
Turki melancarkan operasi militer minggu lalu untuk menumpas pasukan Kurdi Suriah yang disebutnya sebagai teroris, kendati Amerika dan sejumlah negara barat menganggap pejuang Kurdi itu sebagai mitra penting dalam melawan ISIS.
Presiden Trump mengatakan ia sedang mengusahakan gencatan senjata di Suriah timur laut dan mengatakan Amerika telah mengenakan “sanksi-sanksi paling berat” atas Turki.
Penyerbuan Turki ke Suriah itu terjadi hanya beberapa hari setelah Gedung Putih mengumumkan Turki akan melancarkan serbuan itu dan bahwa pasukan Amerika akan ditarik dari kawasan itu. Keputusan itu telah dikecam luas oleh para anggota partai Demokrat dan Republik dalam Kongres. Dari Washington, saya Isa Ismail. (ii/jm)