Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf kepada VOA mengatakan TNI-POLRI mengintensifkan pengepungan dan pengejaran kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), pelaku pembunuhan empat warga dan pembakaran enam rumah penduduk di desa Lembantongoa pada Jumat (27/11) silam. Kelompok itu diperkirakan masih berada di wilayah hutan pegunungan di Kabupaten Sigi.
“Kalau kami analisa mereka masih di sekitar tempat kejadian karena mereka memiliki logistik yang cukup. Mereka kemarin merampok sekitar 40 kilogram beras dengan bahan makanan lainnya dari masyarakat, dan biasanya, kebiasaan mereka selama ini, setelah mereka mendapatkan bahan makanan mereka bersembunyi di suatu tempat untuk waktu yang lama tidak muncul, nanti kalau sudah habis logistiknya mereka akan muncul kembali,” kata Brigjen TNI Farid Makruf dihubungi VOA, Rabu (2/12).
Selain upaya pengejaran, aparat keamanan juga ditempatkan untuk berjaga di sekitar pemukiman penduduk di desa Lembantongoa, yang diharapkan akan memberikan rasa aman bagi warga. Petugas hari Rabu ini juga membagikan makan dan pakaian, serta membantu pemulihan trauma warga.
“Dan yang ketiga kami melaksanakan kegiatan komunikasi sosial kemudian silaturahmi dengan tokoh lintas agama untuk memastikan bahwa tindakan ini tidak ada hubungannya dengan agama tertentu tapi ini murni adalah tindakan terorisme yang dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang ingin eksis dengan cara menakut-nakuti masyarakat,” tutur Danrem 132/ Tadulako itu.
Pasukan Kostrad dan Marinir Perkuat Danrem Tadulako
Danrem 132/Tadulako menyatakan upaya pengejaran kelompok MIT juga diperkuat dengan kedatangan pasukan Kostrad dan marinir di Palu hari Selasa (1/12) yang nantinya akan disusul pasukan yang lebih besar. Tapi dia tidak merinci jumlah detail pasukan yang telah tiba dan yang direncanakan tiba dalam waktu dekat.
“Untuk konsep pengejaran ini kami berharap secepatnya bisa mendapatkan pelaku namun yang akan kita garap lebih jauh nanti adalah di daerah Poso sendiri dimana Poso itu adalah basis perjuangan dari Mujahidin Indonesia Timur,” kata Farid Makruf.
Menurutnya nantinya akan dilakukan kegiatan komunikasi sosial skala besar agar tidak ada lagi warga masyarakat di Poso yang terpengaruh ajaran radikal seperti yang dianut oleh kelompok Ali Kalora.
Petugas Kepolisian Resort Sigi, Selasa (1/12/2020) melakukan pembersihan puing-puing rumah warga yang dibakar oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur. Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah Kombes Pol Didik Supranoto dalam rilis yang dikirimkan kepada media massa di Palu menyatakan pembersihan dilakukan karena pemerintah akan segera membangun kembali rumah yang dibakar sekaligus perbaikan beberapa rumah yang terbakar pada bagian tertentu.
Warga Mulai Kembali ke Rumah
Kepala Desa Lembantongoa, Bekki Basalulu, yang dihubungi Rabu malam (2/12) mengatakan kehadiran aparat keamanan TNI-POLRI di wilayah itu telah membuat warga yang sempat mengungsi telah kembali ke rumah mereka masing-masing di lokasi Transmigrasi Levonu Dusun 5 Tokelemo.
Jumlah warga yang telah kembali sebanyak 36 kepala keluarga dari 49 yang sempat mengungsi di desa itu. Sedangkan 13 kepala keluarga lainnya memilih untuk pindah ke desa Lembantongoa, khususnya keluarga dari para korban.
“Tiga belas KK, 45 jiwa yah karena suaminya sudah jadi korban, -minta pindah- ke desa induk Lembantongoa,” kata Bekki Basalulu.
Intensifkan Koordinasi, Kapolda Sulteng Berkantor di Poso
Kepala Divisi Humas Polri Irjel Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam keterangan tertulis hari Rabu (2/12) menyatakan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis telah memerintahkan Kapolda Sulawesi Tengah untuk berkantor di Poso. Hal ini dimaksudkan guna memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.
Aryo menjelaskan saat ini Satuan Tugas Tinombala yang merupakan gabungan aparat TNI-POLRI masih melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT. Tim Densus 88, pasukan TNI, dukungan drone dikerahkan guna membantu proses pengejaran. [yl/em]