Tautan-tautan Akses

TNI AL Lepaskan 33 Penyu yang Terancam Punah dari Pemburu Liar


Seorang pekerja memberi makan bayi penyu hijau (Chelonia mydas) di pusat konservasi penyu di Serangan, Bali, 11 Desember 2009. (Foto: REUTERS / Crack Palinggi)
Seorang pekerja memberi makan bayi penyu hijau (Chelonia mydas) di pusat konservasi penyu di Serangan, Bali, 11 Desember 2009. (Foto: REUTERS / Crack Palinggi)

TNI Angkatan Laut melepaskan 33 penyu hijau yang terancam punah ke laut pada Sabtu (8/1) sebagai upaya untuk meningkatkan populasi fauna yang terancam oleh pemburu liar dan pedagang illegal tersebut.

Reuters, Sabtu (8/1), melaporkan penyu dari spesies Chelonia mydas yang dilindungi di Tanah Air dilepasliarkan di Pantai Kuta setelah mereka diselamatkan dalam operasi Angkatan Laut dalam melawan pemburu pada Desember.

Para turis berkumpul untuk menyaksikan dan memfilmkan pelepasan tersebut di ponsel mereka, menyemangati penyu saat mereka berjalan dengan susah payah di pantai.

"Ini ide yang bagus untuk upaya konservasi," kata turis Australia Briant Firth. "Mereka mendapatkan beberapa pemburu dan mereka menyelamatkan penyu."

Indonesia telah menjadi pusat perdagangan penyu laut internasional, untuk memenuhi permintaan dari negara-negara seperti Malaysia, Vietnam dan Cina. Siapapun yang terbukti terlibat dalam perdagangan dapat dipenjara hingga lima tahun di bawah hukum Indonesia.

Penyu tersebut telah direhabilitasi di Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Bali, kata pihak berwenang.

Penyu-penyu di dalam kolam di sebuah pusat konservasi di Pariaman, Sumatra Utara, 15 Oktober 2016. (Foto: AFP)
Penyu-penyu di dalam kolam di sebuah pusat konservasi di Pariaman, Sumatra Utara, 15 Oktober 2016. (Foto: AFP)

"Mereka adalah barang bukti dalam operasi Angkatan Laut ... kami melepaskan mereka karena kami tidak dapat menyimpan hewan liar ini sebagai barang bukti lama-lama," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Ahmadi Heri Purwono kepada wartawan.

Populasi penyu hijau, salah satu penyu terbesar, telah mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir karena perburuan, hilangnya tempat bertelur di pantai dan tertangkap oleh alat pancing.

Mereka juga menjadi korban dari krisis plastik laut yang semakin meningkat di dunia. Makhluk itu dikenal memakan kantong plastik, mengira mereka ubur-ubur, menurut World Wildlife Fund, yang mengatakan banyak kura-kura memiliki plastik di perut mereka. [ah]

Recommended

XS
SM
MD
LG