Pimpinan Taliban Afghanistan sependapat mereka menginginkan kesepakatan dengan Amerika Serikat, tetapi sebagian bersikap terburu-buru dibandingkan dengan yang lainnya.
Para perunding Taliban berselisih dengan Dewan Pemimpin, atau syura, mengenai apakah akan melakukan perjalanan ke Camp David bahkan sebelum Presiden Donald Trump secara mendadak membatalkan pertemuan yang direncanakan berlangsung akhir pekan lalu itu.
Menurut para pejabat Taliban yang mengetahui pembahasan itu, syura menentang kunjungan ke Camp David dan mencela para perunding yang ingin menghadiri perundingan di sana.
Taliban sebelumnya telah mengadakan pembicaraan dengan Amerika selama lebih dari satu tahun ini di ibukota Qatar, Doha, di mana gerakan militan Islamis itu memiliki kantor politik di bawah nama Emirat Islam Afghanistan.
Suhail Shaheen, juru bicara kantor di Doha itu mengatakan kepada situs internet Taliban Al-Emarah, Selasa (10/9) bahwa utusan Amerika Zalmay telah mengundang para perunding Taliban untuk ke Camp David pada akhir Agustus.
Taliban menerimanya, namun menundanya, seraya menuntut agar kesepakatan diumumkan terlibh dulu oleh Qatar. Mereka juga menginginkan upacara penandatanganan kesepakatan disaksikan menteri luar negeri dari beberapa negara termasuk Pakistan, Rusia dan China.
Penundaan itu menyusul penolakan namun menundanya, seraya menuntut agar kesepakatan diumumkan terlibh dulu oleh Qatar. Mereka juga menginginkan upacara penandatanganan kesepakatan disaksikan menteri luar negeri dari beberapa negara termasuk Pakistan, Rusia dan China. Penundaan itu menyusul penolakan syura dan peringatan terhadap para perundingnya. [uh/ab]