Pemilik perusahaan konstruksi yang membangun gedung apartemen yang runtuh akibat gempa bumi kuat pekan lalu di Taiwan selatan masih ditahan sementara kemungkinan menemukan korban selamat di tengah reruntuhan semakin menipis.
Lin Ming-hui, mantan pemimpin perusahaan real estate yang membangun apartemen 17 tingkat Weigun Golden Dragon di Tainan, bersama dua mantan eksekutif lainnya, didakwa melakukan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai metoda dan bahan yang digunakan dalam pembangunan apartemen itu muncul menyusul tragedi itu. Apalagi setelah muncul foto-foto dari reruntuhan yang menunjukkan kaleng timah dan busa digunakan untuk membangun dinding.
Apartemen itu satu-satunya bangunan besar yang runtuh akibat gempa 6,4 SR Sabtu lalu, meskipun puluhan gedung di Tainan juga hancur atau mengalami kerusakan serius.
Sedikitnya 43 orang diyakini tewas dalam bencana itu. Lebih dari 300 orang telah diselamatkan dari reruntuhan gedung apartemen itu, dengan lebih dari 100 orang dinyatakan hilang atau terjebak di dalamnya. Petugas SAR bekerja tanpa henti untuk mencari korban yang masih hidup dengan menggunakan mesin berat, perangkat elektronik pendeteksi suara, dan tangan kosong untuk menggali reruntuhan.
Para pejabat masih optimistis mereka akan menemukan lebih banyak korban selamat, meskipun para pakar mengatakan waktu maksimal 72 jam yang memungkinkan korban bertahan hidup tanpa makan dan minum hampir habis. [ab]