Taiwan mengatakan, Rabu (12/2), bahwa pihaknya mendeteksi 62 pesawat militer China di dekat pulau yang diperintah sendiri itu minggu ini, saat dua kapal Amerika Serikat berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif.
Amerika Serikat dan sekutunya secara teratur melintasi Selat Taiwan sepanjang 180 kilometer (112 mil) untuk memperkuat statusnya sebagai jalur perairan internasional. Tindakan Amerika dan sekutunya itu membuat Beijing berang.
Beijing tidak pernah memerintah Taiwan, tetapi mengeklaim pulau dengan pemerintahan demokratis itu sebagai bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menempatkannya di bawah kendalinya dengan paksa.
Taipei mengatakan kapal-kapal Amerika itu berlayar dari utara ke selatan "mulai dari 10 Februari".
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya memantau perjalanan kapal perusak Amerika dan kapal survei laut itu.
"Tindakan AS ini mengirimkan sinyal yang salah dan meningkatkan risiko keamanan," kata Li Xi, seorang kolonel senior dan juru bicara Komando Militer Palagan Timur China, dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Sun Li-fang menepis kritik tersebut dan mengatakan Taipei mendukung kebebasan navigasi di Selat Taiwan.
"Terkait situasi di sekitar Selat Taiwan, saya tidak perlu menjelaskan lebih lanjut siapa yang disebut sebagai pembuat onar," katanya kepada wartawan, Rabu.
"Semua negara tetangga harus memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang hal ini."
Pelayaran kapal-kapal Amerika melalui Selat Taiwan adalah yang pertama kalinya sejak Presiden Amerika Donald Trump menjabat pada Januari.
Peristiwa itu terjadi setelah Trump dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengatakan pada Jumat (7/2) bahwa mereka "menentang segala upaya untuk mengubah status quo (di Selat Taiwan) secara sepihak dengan kekerasan atau paksaan".
Data yang dipublikasikan oleh Kementerian Pertahanan Taiwan menunjukkan 62 pesawat militer China terdeteksi di dekat pulau itu dalam kurun waktu 48 jam hingga pukul 06.00 pagi waktu setempat pada Rabu, yang bertepatan dengan transit kapal-kapal AS.
"Kami telah memantau situasi dan menanggapinya dengan tepat," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Taiwan berpotensi menjadi titik konflik antara China dan Amerika Serikat, yang merupakan pendukung terpenting dan pemasok senjata terbesar bagi pulau itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah meningkatkan tekanan politik dan militer terhadap Taipei untuk menerima klaim kedaulatannya, dan menggelar beberapa putaran latihan perang skala besar sejak Presiden Lai Ching-te menjabat pada Mei tahun lalu.
Pengerahan pesawat militer China dalam jumlah rekor, yaitu 153 pesawat, dilaporkan pada 15 Oktober, setelah China menggelar latihan militer skala besar sebagai tanggapan atas pidato Hari Nasional oleh Presiden Lai beberapa hari sebelumnya. [ft/rs]
Forum