Sheikh Hasina telah memenangkan masa jabatan kelimanya sebagai perdana menteri Bangladesh pada Sabtu (6/1), hasil pertama dalam serangkaian pemilu besar di seluruh dunia tahun ini. Sementara, Taiwan juga akan menggelar pemilihan presiden pada 13 Januari. Ancaman China untuk mengambil alih negara pulau itu melalui pengerahan kekuatan, membayangi proses pemungutan suara.
William Lai, adalah kandidat dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa yang unggul dalam jajak pendapat.
“Kita tidak hanya memilih pemimpin masa depan Taiwan untuk memutuskan tentang masa depan negara ini, tetapi juga membuat keputusan terkait perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, bukankah begitu?,” katanya.
Indonesia dijadwalkan akan memilih presiden baru bulan depan untuk memimpin negara berpenduduk 277 juta itu, yang membuatnya menjadi salah satu pemungutan suara terbesar di dunia yang diselenggarakan serentak dalam satu hari.
Pakistan akan menggelar pemilu parlemen pada Februari, di mana pemimpin oposisi sekaligus mantan Perdana Menteri Imran Khan, masih berada dalam penjara dalam dakwaan membocorkan rahasia negara, yang telah dia tolak. Warga Rusia akan memberikan suara dalam pemilu presiden pada Maret, dan petahana Vladimir Putin jelas-jelas akan memenangkannya.
Ian Bon adalah peneliti di lembaga Center for European Reform. “Dia memiliki kendali terhadap semua mesin administrasi yang perlu guna memastikan suara dalam jumlah besar untuk mendukung dia, akan diberikan dan kita akan menerima kenyataan enam tahun lagi masa berkuasa Putin, hingga setidaknya pada 2030,” ujar Bond.
India, negara demokrasi terbesar di dunia, akan menggelar pemilihan parlemen antara April dan Mei, dengan Partai Bharatiya Janata atau BJP di bawah Perdana Menteri Narendra Modi memimpin dalam jajak pendapat.
Pushp Saraf adalah seorang jurnalis politik di India. “Ini merupakan pemilu yang penting karena ada dua pendapat yang jelas-jelas ada di India saat ini. Pertama, bahwa BJP telah melakukan polarisasi masyarakat terutama di kelompok komunal. Dan di sisi lain, ada pemikiran bahwa BJP lebih berfokus pada keamanan nasional,” ujar Saraf.
Pada 2 Juni, Meksiko dijadwalkan menggelar pemilihan presiden, yang bisa menjadi sebuah tonggak baru.
Peneliti jajak pendapat, Patricio Morelos mengatakan bahwa pemilu ini juga menjadi peristiwa yang bersejarah.
“Ini sekaligus menjadi peristiwa yang bersejarah karena adanya kemungkinan bahwa, untuk pertama kalinya, seorang perempuan akan memerintah Meksiko,” kata Morelos.
Uni Eropa juga dijadwalkan akan menggelar pemilihan parlemen pada Juni, mewakili lebih dari setengah miliar orang, di tengah kebangkitan dukungan untuk partai-partai popular sayap kanan. Inggris dijadwalkan menggelar pemilu sebelum akhir tahun ini, dengan jajak pendapat memperkirakan pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Keir Starmer berada di jalur tepat untuk mengakhiri pemerintahan Partai Konservatif yang penug gejolak selama 14 tahun.
Pada 5 November, warga Amerika Serikat akan memutuskan, apakah akan memberikan masa jabatan kedua bagi Joe Biden dari Partai Demokrat sebagai presiden AS, atau memilih calon lain dari Partai Republik, dengan Donald Trump yang nampaknya akan menjadi musuhnya. Hasil pemilu AS ini akan memiliki gampang secara global.
Anand Medon adalah seorang professor dalam politik internasional di Kings College, London. “Dalam konteks Eropa, ada berbagai macam ketakutan bahwa Donald Trump bisa sangat cepat melemahkan NATO,” kata dia.
Dalam setahun mendatang, pemilih akan menggunakan kekuatan demokratis mereka dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan konsekuensinya nampaknya akan dirasakan selama beberapa decade mendatang. [ns/jm]
Forum