Asghar Farhadi, seorang sutradara ternama yang filmnya, ``The Salesman,'' dinominasikan untuk film berbahasa asing terbaik, mengatakan ketidakpastian terkait kemungkinannya masuk ke AS “tidak dapat diterima,” dan bahwa dia tidak akan menghadiri penghargaan Oscar bulan depan, meskipun ada kemungkinan pengecualian.
Sebuah keputusan presiden yang dirilis pekan lalu melarang masuknya warga negara Iran, Irak, Suriah, Libya, Sudan, Somalia dan Yaman ke AS untuk sementara. Pemerintahan Trump mengatakan kebijakan itu diperlukan untuk mencegah kemungkinan teroris masuk ke AS sementara prosedur pemeriksaan yang lebih ketat disusun.
Farhadi adalah orang Iran pertama yang memenangkan piala Oscar lewat film tahun 2011 "A Separation". Dia mengatakan dia sebelumnya ingin menghadiri penghargaan itu dan menyatakan opininya kepada media terkait acara itu.
“Namun, kini sekarang sepertinya kemungkinan kehadiran saya diselimuti ketidakpastian yang bagi saya tidak dapat diterima, meskipun saya dikecualikan,” ujarnya.
Dia membandingkan “orang-orang garis keras” di AS dengan di negaranya sendiri, mengatakan dua-duanya “telah berupaya memperlihatkan kepada rakyat mereka gambaran berbagai negara dan budaya yang tidak realistis dan menakutkan, menjadikan perbedaan menjadi permusuhan dan permusuhan jadi ketakutan.” Dia kemudian mengecam “kondisi tidak adil yang dipaksakan terhadap sebagian warga Iran dan enam negara lainnya,” dan menyetakan “harapan bahwa situasi sekarang ini tidak akan semakin memecah belah antar negara.”
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu, Academy of Motion Picture Arts and Sciences menyatakan kekhawatiran bahwa Farhadi dan para pemeran dan krunya mungkin tidak diizinkan untuk menghadiri upacara Oscar di Los Angeles, menyebutnya “sangat mengkhawatirkan.” Hari
Sebelumnya hari Sabtu, aktris Iran Taraneh Alidoosti, bintang film "The Salesman,'' mengirim pesan twitter bahwa dia akan memboikot Oscars, memprotes kebijakan imigrasi Trump, yang disebutnya “rasis.” Larangan itu juga berdampak pada peraih nominasi Oscar lainnya. Hari Minggu, sebuah pernyataan dirilis oleh para produser film dokumenter pendek peraih nominasi Oscar, ``The White Helmets'' mengatakan bahwa subyek-subyek film itu, para pekerja kemanusiaan Suriah, tidak akan bisa menghadiri upacara itu.
“Mereka telah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian – orang-orang ini adalah pekerja kemanusiaan paling berani di dunia,” kata pernyataan produser Joanna Natasegara.
"Mengetahui bahwa mereka tidak bisa hadir bersama kami dan menikmati kesuksesan adalah hal yang menyedihkan,” tambahnya.
Sementara, sutradara Marcel Mettelsiefen, yang dinominasikan untuk film dokumenter pendek ``Watani: My Homeland,'' mengenai sebuah keluarga yang lari menyelematkan diri dari perang saudara Suriah, menyebut larangan perjalanan itu “pukulan bagi para pengungsi yang sudah sangat menderita.” Kelompok Writers Guilds of America East and West merilis pernyataan hari Minggu menngatakan pihaknya mengecam “larangan masuk bagi Muslim yang disebutnya sangat tidak mencerminkan nilai-nilai Amerika.” [vm/jm]