Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah, mengatakan pada Jumat (11/10) bahwa kepala keamanan kelompok itu, Wafiq Safa, menjadi target serangan Israel di pusat ibu kota Lebanon pada sehari sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan pada Kamis (10/10) menghantam dua lokasi di pusat Beirut, yang menewaskan 22 orang dan melukai sekitar 100 lainnya.
"Kepala aparat keamanan Hizbullah, Wafiq Safa, adalah targetnya," kata sumber itu, yang meminta agar identitasnya tidak diungkap untuk membahas masalah itu.
Belum ada konfirmasi dari Israel ataupun dari Hizbullah mengenai apakah memang Safa menjadi target dalam serangan itu.
Israel membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada akhir September dalam serangan besar-besaran di pinggiran selatan Beirut. Selain itu, sejumlah agen senior Hizbullah lainnya, sebagian besar dari pihak militer, juga tewas dalam serangan dalam beberapa pekan terakhir.
Sumber tersebut mengatakan bahwa serangan pada Kamis (10/10) menunjukkan Israel “telah memasuki tahap baru, menargetkan pejabat politik” dari gerakan yang didukung Iran.
Hizbullah membatalkan konferensi pers yang dijadwalkan pada Jumat karena khawatir akan menjadi sasaran, sumber itu menambahkan.
Safa yang nama depannya juga ditulis Wafic ini merupakan sosok berpengaruh dan dekat dengan Nasrallah.
Pada Juli 2019, Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) memasukkan Safa ke dalam daftar hitam. Departemen Keuangan mengatakan bahwa Safa menjaga hubungan kelompok tersebut dengan para pemodalnya dan diduga membantu mengatur penyelundupan senjata dan obat-obatan.
Safa "bertanggung jawab atas" unit penghubung dan koordinasi Hizbullah dan bertanggung jawab atas "koordinasi kelompok tersebut dengan komunitas internasional dan badan keamanan Lebanon", kata Departemen Keuangan.
Putranya terluka bulan lalu ketika ratusan penyeranta yang digunakan Hizbullah meledak secara bersamaan, dalam serangan luas terhadap komunikasi kelompok yang dituduh dilakukan oleh Israel. [ft/rs]
Forum