Sakinah Warid, seorang veteran Angkatan Laut AS berusia 54 tahun, terlihat berbeda dibanding kerumunan massa yang memenuhi lapangan di depan gedung parlemen AS. Ia memakai jilbab dan bersama putri dan cucunya membawa sebuah papan bertuliskan “Saya seorang veteran, saya seorang Amerika, saya seorang Muslim”. Papan dengan tulisan yang dicetak di komputer ini menarik perhatian banyak pengunjung yang mendekatinya dan mengungkapkan simpati mereka.
Sakinah adalah seorang warga Amerika yang punya darah keturunan suku asli Indian Amerika. Ia menetap di negara bagian West Virignia dan mualaf pertengahan tahun 2001. 2 bulan setelah ia menyatakan diri sebagai pemeluk Islam, musibah menara kembar WTC terjadi. Sejak itu Sakinah dan jutaan warga Muslim lain di AS terus dihantui citra buruk teroris.
Menurut Sakinah dan puterinya, Heather El-Khiyari, mereka perlu turun tangan mengubah pandangan ini dan mendorong warga Amerika untuk lebih toleran. “Harus ada orang-orang yang berani berbicara untuk menyampaikan pesan kalau Islam tidak sama dengan para teroris. Dalam Islam kalau membunuh satu orang artinya membunuh kemanusiaan itu sendiri.”
Dengan tujuan ini Sakinah dan sekelompok Muslim lainnya berkumpul di lapangan di depan gedung parlemen AS di pusat kota Washington DC hari Sabtu. Rapat umum berjudul “Rally to restore Sanity and/or Fear” atau rapat umum untuk mengembalikan kewarasan atau ketakutan ini menarik 200 ribu orang dari berbagai negara bagian dan membuat kota Washington DC padat manusia dan kendaraan. Rapat umum yang berlangsung tiga jam ini dilangsungkan tiga hari sebelum pemilu paruh waktu untuk memilih anggota parlemen Amerika tanggal 2 November.
Rapat umum ini digelar oleh dua pembawa acara TV berita parodi, Jon Stewart dan Stephen Colbert, yang seringkali mengolok-olok politisi dan kebijakan di Washington. Suasana politik di Washington semakin panas dengan dan perbedaan dua kubu politik semakin meruncing. Rapat umum “Sanity” ini bermaksud untuk meredakan suhu Washington lewat penyampaian yang ringan dan penuh humor.
Seperti Sakinah dan rombongannya, pengunjung datang dengan berbagai spanduk dan papan dengan pesan mereka. Beberapa diantara mereka memakai kostum dengan tema tertentu atau sekadar untuk tampil beda. Tema rapat umum yang sejuk membuat banyak warga datang dengan maksud untuk berdamai dengan orang yang berbeda aliran politik dengan mereka.
Walau ada nada sumbang yang menentang politik partai yang berbeda, spanduk seperti “Bagaimana kalau kita berteman?” atau “Apapun yang terjadi, kita tetap satu negara” lebih banyak terlihat. Humor dan pesan bersahabat, membuat rapat umum terbuka ini menjadi salah satu yang paling ramai dihadiri dan paling menghibur.