Bulan purnama dapat menyebabkan gempa bumi besar, menurut sebuah studi baru.
Para peneliti di University of Tokyo mengatakan gempa kemungkinan besar terjadi saat air laut pasang, yang terjadi dua kali sehari.
Ketika air pasang, air lautan ditarik oleh gravitasi atau gaya berat bulan, tapi ketika muncul bulan purnama baru, dua kali sebulan, air pasang sangat tinggi, terutama ketika bulan, matahari dan bumi berada pada satu garis lurus.
Menurut para peneliti, gaya tarik ini bisa menimbulkan tekanan pada kawasan-kawasan patahan lempeng bumi dan memicu gempa bumi.
"Dengan meningkatnya tekanan disebabkan oleh air pasang itu, suatu retakan kecil bisa berkembang menjadi patahan besar yang menimbulkan gempa," tulis para peneliti dalam sebuah artikel dalam jurnal Inggris Nature Geoscience.
Meskipun teori ini tidak baru, studi ini adalah yang pertama mencari hubungan secara statistik antara bulan dan gempa bumi.
Para peneliti, misalnya, menemukan bahwa gempa tahun 2004 di Sumatera dan juga gempa besar tahun 2011 di Jepang, keduanya terjadi saat air pasang. Para peneliti mengatakan sembilan dari 12 gempa terbesar yang pernah tercatat terjadi pada bulan purnama atau bulan baru.
Temuan ini dapat membantu peramalan gempa, terutama di tempat-tempat seperti Jepang di mana gempa bumi sering terjadi.
"Para ilmuwan akan menemukan hasil ini, jika dikukuhkan, sangat menarik," kata ahli seismologi University of Washington, John Vidale, yang tidak ikut dalam penelitian itu.
Tetapi dia menambahkan bahwa "walaupun ada kaitan antara gempa besar dengan bulan purnama atau bulan baru, kemungkinan terjadinya gempa tiap kali ada bulan penuh tetap kecil." [sp/isa]