Roket Starship SpaceX meledak di luar angkasa beberapa menit setelah diluncurkan dari Texas pada Kamis (16/1). Insiden itu tak hanya memaksa maskapai penerbangan yang melintasi Teluk Meksiko mengubah rute untuk menghindari serpihan-serpihan yang jatuh, tetapi juga mengganggu program roket utama milik Elon Musk.
Kontrol misi SpaceX kehilangan kontak dengan roket Starship, yang telah diperbarui, delapan menit setelah lepas landas dari fasilitas roket di Texas Selatan pada pukul 17.38 waktu setempat. Roket itu membawa muatan uji pertama berupa satelit tiruan tanpa awak.
Video yang direkam oleh Reuters menunjukkan bola-bola cahaya oranye melesat di langit di atas Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince, meninggalkan jejak asap di belakangnya.
"Kami kehilangan semua komunikasi dengan roket—hal itu pada dasarnya memberi tahu kami bahwa ada anomali pada bagian atas," kata Manajer Komunikasi SpaceX, Dan Huot, yang beberapa menit kemudian mengonfirmasi bahwa roket tersebut hilang.
Kecelakaan tahap atas Starship terakhir kali terjadi pada Maret tahun lalu, saat memasuki kembali atmosfer Bumi di atas Samudra Hindia, tetapi insiden SpaceX jarang menyebabkan gangguan yang meluas pada lalu lintas udara.
Puluhan penerbangan komersial dialihkan ke bandara lain atau mengubah rute untuk menghindari potensi serpihan, menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24. Keberangkatan dari bandara di Miami dan Fort Lauderdale, Florida, juga tertunda sekitar 45 menit, tambahnya.
Federal Aviation Administration, yang mengawasi aktivitas peluncuran swasta, mengatakan telah memperlambat dan mengalihkan pesawat di sekitar area tempat serpihan antariksa jatuh, tetapi operasi normal telah dilanjutkan sejak saat itu.
FAA secara rutin menutup wilayah udara untuk peluncuran dan masuk kembali ke antariksa. Namun, FAA juga bisa membuat "area respons serpihan" untuk mencegah pesawat memasuki jika wahana antariksa mengalami anomali di luar zona yang awalnya ditutup.
CEO SpaceX, Musk, mengunggah video di X yang menampilkan area serpihan dan berkata, "Keberhasilan tidak pasti, tetapi hiburan dijamin!"
Kegagalan itu terjadi sehari setelah Blue Origin, perusahaan antariksa milik pendiri Amazon, miliarder Jeff Bezos, berhasil meluncurkan roket raksasa New Glenn ke orbit untuk pertama kalinya.
Bagian atas roket Starship, yang 2 meter lebih tinggi dari versi sebelumnya, adalah "kapal generasi baru dengan peningkatan signifikan," kata SpaceX dalam deskripsi misi sebelum pengujian. Kapal tersebut dijadwalkan untuk mendarat terkendali di Samudra Hindia sekitar satu jam setelah peluncurannya dari Texas.
Musk mengatakan penilaian awal terhadap kegagalan itu menunjukkan kebocoran internal bahan bakar oksigen cair yang menyebabkan tekanan dan membuat roket pecah.
FAA kemungkinan akan membuka penyelidikan kecelakaan yang dapat menghentikan program Starship—seperti yang telah dilakukan lembaga itu sebelumnya—dan memeriksa apakah puing-puing dari ledakan roket yang terjadi di tengah penerbangan jatuh di area berpenduduk atau di luar zona bahaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk Starship.
Kecelakaan tersebut berpotensi menggagalkan tujuan Musk untuk meluncurkan setidaknya 12 uji coba Starship tahun ini, tergantung pada seberapa cepat SpaceX dapat menerapkan perbaikan dan apakah FAA akan membuka penyelidikan kecelakaan.
"Sejauh ini tidak ada yang menunjukkan penundaan peluncuran berikutnya setelah bulan depan," kata Musk.
Miliarder tersebut, yang ditunjuk oleh Presiden terpilih Donald Trump untuk memimpin upaya efisiensi pemerintah, telah berulang kali mengkritik FAA karena dinilai bertindak berlebihan dan membuat keputusan yang dipengaruhi oleh politik.
Musk meminta kepala FAA, Mike Whitaker, untuk mengundurkan diri pada September, setelah FAA mendenda SpaceX dan menunda salah satu peluncurannya. Whitaker menyatakan pada Desember bahwa ia akan mengundurkan diri sebelum Trump dilantik. Namun penggantinya belum ditunjuk. [ah/ft]
Forum