Spanyol menghadapi krisis kemanusiaan dan diplomatik, Selasa (18/5), setelah ribuan orang Maroko mengambil keuntungan dari kontrol perbatasan yang longgar di negara mereka untuk berenang atau mendayung dengan perahu karet ke daratan Eropa.
Pada Selasa pagi (18/5), sekitar 6.000 orang telah melintasi perbatasan ke kota Ceuta di Spanyol sejak kedatangan pertama mulai Senin pagi, kata pemerintah Spanyol, termasuk 1.500 yang diperkirakan adalah remaja.
Kota berpenduduk 85.000 orang ini terletak di Afrika Utara di kawasan Laut Tengah, dipisahkan dari Maroko oleh pagar ganda selebar 10 meter.
Masuknya migran yang tiba-tiba itu memperdalam pertikaian diplomatik antara Rabat dan Madrid setelah Spanyol memutuskan untuk mengizinkan perawatan medis kepada pemimpin kelompok militan yang berjuang untuk kemerdekaan Sahara Barat. Maroko mencaplok negara yang luas di pantai barat Afrika itu pada 1975.
Sejumlah migran Maroko masih terus berusaha mencapai Ceuta, Selasa (18/5), meskipun dalam jumlah yang lebih kecil daripada hari sebelumnya karena kewaspadaan yang meningkat di sisi perbatasan Spanyol, di mana polisi dan militer tambahan dikerahkan.
“Ini invasi yang begitu kuat sehingga kami tidak dapat menghitung jumlah orang yang telah masuk,'' kata presiden Ceuta, sebuah kota otonom dengan luas hampir 20 kilometer persegi. “Militer berada di perbatasan dalam usaha mencegah masuk para migran, tetapi ada sejumlah besar orang di sisi Maroko yang menunggu untuk masuk, '' kata Juan Jesus Vivas kepada radio Cadena SER.
Vivas, seorang konservatif, mengatakan penduduk Ceuta saat ini berada dalam kesedihan, kekhawatiran, dan ketakutan. Ia mengaitkan arus masuk yang tiba-tiba itu dengan perubahan sikap Rabat dalam mengendalikan migrasi setelah Spanyol memberikan bantuan kepada Brahim Ghali, pemimpin Front Polisario, yang telah memerangi pemerintah Maroko untuk menguasai Sahara Barat.
Pemerintah Spanyol sendiri secara resmi menolak anggapan bahwa Maroko menghukum Spanyol atas tindakan kemanusiaannya.
Menteri Dalam Negeri Spanyol Fernando Grande Marlaska mengatakan, Selasa, pihak berwenang telah memproses pemulangan 1.600 migran pada Selasa pagi dan sisanya akan segera menyusul. Ia mengatakan, Maroko dan Spanyol menandatangani perjanjian tiga puluh tahun lalu untuk memulangkan semua orang yang berenang ke wilayah Spanyol. [ab/uh]