Tautan-tautan Akses

Setelah Serangan New York, Perhatian Beralih Pada Radikalisasi Warga Uzbekistan


Deputi Komisioner Intelijeng dan Kontraterorisme, John Miller, berbicara pada sebuah konferensi pers dengan menampilkan foto Sayfullo Saipov, yang dituduh melakukan serangan dengan menabrakkan truk ke arah sekelompok orang yang sedang bersepeda pada Selasa (31/10). Serangan Sayfullo menewaskan delapan orang dan melukai tiga pengendara sepeda lainnya.
Deputi Komisioner Intelijeng dan Kontraterorisme, John Miller, berbicara pada sebuah konferensi pers dengan menampilkan foto Sayfullo Saipov, yang dituduh melakukan serangan dengan menabrakkan truk ke arah sekelompok orang yang sedang bersepeda pada Selasa (31/10). Serangan Sayfullo menewaskan delapan orang dan melukai tiga pengendara sepeda lainnya.

Jaksa federal Amerika telah mengajukan tuntutan tindak pidana terorisme kepada Sayfullo Saipov, seorang imigran Uzbekistan berusia 29 tahun yang dituduh melakukan serangan teror mematikan pada Selasa (31/10) di New York.

Tersangka menggunakan truk sewaan untuk menabrak orang-orang yang berada di jalur sepeda yang sibuk di Manhattan. Saipov menewaskan delapan orang dan melukai 12 lainnya.

Serangan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang meningkatnya ekstremisme di kalangan beberapa etnis Uzbekistan yang berasal dari wilayah Asia Tengah.

“Dalam 18 sampai 24 bulan terakhir menunjukkan bahwa warga Uzbekistan atau Kirgistan dan Tajikistan yang berbahasa Uzbek secara tidak proporsional terlibat dalam serangan teror 'yang dilakukan sendiri" ini kata Thomas Lynch, seorang peneliti di Universitas Pertahanan Nasional (NDU) yang berbasis di Washington yang telah melakukan penelitian tentang ekstremisme di Asia Tengah kepada VOA.

Sejak awal 2017, telah terjadi beberapa serangan teror terhadap Barat yang diduga dilakukan oleh etnis Uzbekistan yang memiliki hubungan dengan organisasi teror.

Bulan Januari 2017, Abdulkadir Masharipov, seorang pria etnis Uzbekistan berusia 34 tahun dicurigai melakukan serangan mematikan di klub malam Reina di Istanbul, di mana setidaknya 39 orang tewas. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Bulan April, pejabat Rusia mengatakan bahwa Akbarzhon Jalilov, pria etnis Uzbekistan berusia 22 tahun yang berasal dari Kirgiztan, meninggal dalam serangan bunuh diri di sebuah pusat kereta listrik di St. Petersburg, Rusia, yang menewaskan setidaknya 14 orang dan melukai lebih dari 50 lainnya.

Beberapa hari kemudian, Rakhmat Akilov dari Uzbekistan, dituduh melakukan serangan truk di sebuah jalan di Stockholm, Swedia, menewaskan empat orang dan melukai beberapa lainnya. Dia dilaporkan sudah menyatakan sumpah setia kepada ISIS

Pekan lalu, Abdurasul Juraboev, seorang warga Uzbekistan berusia 27 tahun di New York, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena berkonspirasi untuk memberikan dukungan material kepada kelompok teror ISIS.

Sedikitnya tujuh orang Uzbek saat ini berada di belakang jeruji besi di Amerika atas tuduhan mencoba memberikan dukungan material kepada organisasi teroris. [my]

XS
SM
MD
LG