Dua serangan bom bunuh diri di ibukota Irak telah menewaskan sedikitnya 22 orang Kamis pagi, kata polisi.
Satu bom menarget sebuah ruas jalan komersial di Baghdad Timur, menewaskan 15 warga sipil dan melukai 35 lainnya. Serangan lainnya menghantam halte bus di dekat salah satu pangkalan militer terbesar Irak di sebelah utara Baghdad, menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 28 lainnya.
Kelompok militan Negara Islam (ISIS) telah mengaku bertanggungjawab atas hampir sebagian besar serangan bunuh diri di Baghdad dalam beberapa bulan belakangan. Namun belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas serangan hari Kamis.
Serangan-serangan di ibukota Irak belum surut sebagaimana yang banyak diharapkan, meskipun Irak melancarkan ofensif terhadap militan ISIS di Fallujah, kata jurubicara militer di Baghdad hari Rabu.
Pasukan Irak telah bertempur melawan pasukan ISIS selama beberapa pekan ini dalam upaya merebut kembali kota itu, yang dikuasai ISIS sejak Januari 2014. Ofensif itu sejauh ini membuat Fallujah terkepung dari tiga sisi, sedangkan satu-satunya kawasan yang masih belum dikuasai adalah sisi barat Sungai Eufrat.
Human Rights Watch Kamis mengimbau pemerintah Irak agar menyelidiki laporan mengenai penganiayaan yang dilakukan pasukan militernya terhadap warga sipil dalam operasi merebut Fallujah.
Ratusan lelaki di sebuah rumah sakit Fallujah mengaku mereka dianiaya secara fisik oleh Pasukan Mobilisasi Rakyat Irak, sebut organisasi HAM internasional itu.
PBB memperkirakan jumlah warga sipil yang terperangkap di Fallujah sekitar 50 ribu orang. Warga telah berusaha menyeberangi Sungai Eufrat sebagai cara melarikan diri. Tetapi PBB menyatakan beberapa orang, termasuk anak-anak, tenggelam sewaktu berusaha melintasi sungai selebar 300 meter itu. [uh/ab]
