Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrorv menyebut serangan roket terhadap Kedubes Rusia di Damaskus tersebut sebagai “aksi teror” yang dimaksudkan untuk mengintimidasi mereka yang mendukung perang melawan kelompok Negara Islam (ISIS).
Dua roket menghantam kompleks kedutaan pada hari Selasa (13/10) sementara ratusan orang berdemonstrasi di bagian luar untuk mendukung kampanye militer Rusia di Suriah yang telah berlangsung dua pekan. Belum ada laporan mengenai korban.
Serangan itu bukan satu-satunya pukulan bagi Rusia. Para pejabat keamanan Rusia hari Senin menyatakan mereka telah menangkap beberapa orang yang terkait ISIS dan berencana menyerang sistem transportasi Moskow. Dalam rekaman audio yang dilansir kemudian, Abu Mohamed al-Jolani, ketua Front al-Nusra, afiliasi al-Qaida di Suriah, mendesak militan di kawasan Kaukasus untuk menghadapi kampanye udara Moskow dengan menarget orang-orang Rusia.
Sementara itu, utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mengadakan pembicaraan di Rusia hari Selasa, sebagai bagian dari upaya menjalin saling pengertian antara Rusia dan para pejabat Amerika dan memajukan proses politik untuk mengakhiri konflik Suriah.
Moskow dan Washington berselisih mengenai peran masing-masing negara di Suriah. De Mistura berencana terbang kemudian hari Selasa ke Washington, juga untuk melakukan pembicaraan. [uh]
