Perdana Menteri Denmark Helle Thorning-Schmidt hari Senin (16/2) mengatakan, tidak ada indikasi bahwa pria bersenjata yang melakukan serangan maut pada acara kebebasan berbicara kemudian di satu sinagog di Kopenhagen merupakan bagian dari gerakan teroris.
Ia mengatakan pria muda berumur 22 tahun itu lahir di Denmark, dan polisi sudah mengenalnya “karena pernah terlibat beberapa kejahatan” dan terkait gang. Tetapi menurut Schmidt, penyelidik tidak mengaitkan tersangka itu, yang ditembak mati polisi, dengan suatu kelompok Islam.
Pihak berwenang belum menyebut namanya, tetapi beberapa kantor berita di Denmark menyebutnya bernama Omar Abdel Hamid El-Hussein.
Kepala Dinas Intelijen Denmark Jens Madsen mengatakan, penyelidik yakin pria bersenjata itu diilhami oleh radikalisme Islam, mungkin termasuk serangan terror oleh ekstremis di Paris bulan lalu yang menewaskan 17 orang.
Perdana Menteri Thorning-Schmidt menyebut kedua penembakan itu sebagai tindak teror sinis terhadap Denmark. Tetapi dia mengatakan bahwa serangan itu bukan merupakan “konflik antara Islam dan Barat.
"Itu bukan konflik antara warga Muslim dan bukan Muslim," katanya.
Ia menambahkan, “Peristiwa (serangan di Kopenhagen) itu merupakan konflik antara nilai inti masyarakat setempat dan ekstremis keras”.
Sementara itu, kata Perdana Menteri Thorning-Schmidt, polisi Denmark menyatakan telah menangkap dua pria yang dicurigai membantu pria bersenjata itu, dengan memberinya “nasehat dan bantuan”. Hakim Kopenhagen memerintahkan kedua pria itu agar ditahan 10 hari sementara polisi melanjutkan penyelidikan .
Polisi membunuh pria bersenjata tadi Minggu pagi setelah Ia melepaskan tembakan terhadap polisi dekat stasiun kereta api.
Dalam serangan Sabtu, seorang pria bersenjata otomatis membunuh satu orang dan melukai tiga polisi di sebuah café. Media Denmark mengidentifikasi orang yang tewas itu sutradara film Finn-Norgaard, berumur 55 tahun.