Satu tim telah diberangkatkan ke Intan Jaya, Papua, untuk menyelidiki insiden penembakan Pendeta Yeremia Zanambani Sabtu lalu (19/9).
Dihubungi melalui telepon, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm. Reza Nur Patria membenarkan bahwa “tim sudah berangkat sejak hari Minggu (20/9) dan langsung ke distrik Hitadipa, kabupaten Intan Jaya, untuk melaksanakan pendalaman dan investigasi terhadap insiden penembakan itu.”
Ditambahkannya bahwa Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hermam Asaribab telah memerintahkan Danrem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setiawan dan Asintel Kasdam XVII/Cenderawasih Kol. Inf. Ardian Triwasana memimpin tim penyelidik tersebut. Namun, belum ada rincian berapa jumlah personil yang dikirim.
GKII Tuduh TNI
Gereja Kemah Injil Indonesia GKII lewat akun Facebook hari Minggu (20/9) menyatakan “... Pendeta Yeremia Zanambani diduga ditembak oleh aparat TNI dalam operasi militer.” Ditambahkannya, “Akibat penembakan dan konflik ini 7-8 gereja kosong karena semua jemat lari ke hutan.” GKII mendesak aparat keamanan untuk menyelidiki kasus ini secara terbuka dan transparan.
TNI Tuduh Kelompok Kriminal Bersenjata
Sebaliknya, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan Pendeta Yeremia tewas ditembak kelompok kriminal bersenjata KKB Papua dan menuding kelompok itu menyebarluaskan fitnah bahwa TNI yang melakukan penembakan.
Kapolda: Ini Upaya Propaganda Jelang Sidang Umum PBB
Secara terpisah Kapolda Papua Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw dalam pertemuan di Mapolda Papua hari Selasa (22/9) menyebut aksi penembakan – dan beberapa gangguan keamanan dua minggu terakhir – sebagai “upaya propaganda yang dilakukan mengingat sedang digelarnya Sidang Umum PBB.” “Kita semua paham tentang itu, jadi ada beberapa pihak yang mencoba mendramatisasi kejadian tersebut,” tegas Paulus.
Meskipun demikian ia juga meminta agar tokoh-tokoh masyarakat menahan diri untuk tidak berkomentar atau menyampaikan tudingan. “Saya akan melakukan pertemuan dengan Pangdam Kodam XVII/Cenderawasih guna membahas masalah ini, mengambil langkah cepat penanganan kelompok separatis, di mana kita akan fokus menambah anggota di sana untuk melakukan penegakan hukum terhadap KKB,” tambahnya.
Amnesty International Indonesia Serukan Pengusutan
Amnesty International Indonesia hari Selasa (22/9) menyerukan aparat untuk mengusut tuntas kasus penembakan ini. “Penembakan ini lagi-lagi menunjukkan kegagalan negara untuk menghadirkan perdamaian di Papua. Dari awal tahun, sudah ada setidaknya 15 kasus penembakan di luar hukum di sana. Kapan orang Papua bisa bebas untuk hidup tenang?,” ujar Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, dalam pernyataan tertulis kepada VOA.
Amnesty International Indonesia menyatakan sepanjang tahun 2020 ini telah terjadi 15 kasus pembunuhan di luar hukum, dengan jumlah korban 22 orang. Lima diantaranya terjadi dalam tiga bulan terakhir ini. “Polisi dan militer sebagian besar terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia ini,” tegas pernyataan itu.[em/lt]