Tautan-tautan Akses

Selama Ramadan, Masyarakat Muslim Berikan Donasi Jutaan Dolar kepada Organisasi Amal Islam di AS


Islamic Relief USA di Ethiopia pada tahun 2015.
Islamic Relief USA di Ethiopia pada tahun 2015.

Setiap tahun, masyarakat Muslim memberikan donasi jutaan dolar kepada Organisasi Amal Islam, termasuk beberapa organisasi yang ada di Amerika Serikat, selama bulan suci Ramadan.

Agama Islam menetapkan Muslim harus mendonasikan 2,5 persen dari harta mereka sekali setahun untuk membantu warga miskin. Ketentuan ini disebut zakat, yang berarti "sesuatu yang menyucikan."

Meskipun zakat bisa diberikan kepada organisasi amal apapun, termasuk mereka yang bukan Muslim, tiga grup organisasi nirlaba Islam terbesar di Amerika Serikat menerima sejumlah besar donasi.

"Konsepnya adalah mereka yang kaya memberi kepada yang miskin. Ini adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Besar," ungkap Belcasem Nahi, manajer regional untuk Islamic Relief USA di Alexandria, Virginia, organisasi nirlaba Muslim di Amerika Serikat.

Jutaan Dolar dalam Bentuk Zakat

Organisasi ini, yang dibentuk 25 tahun lalu, menerima total zakat $19,3 juta pada tahun 2017, dan memperkirakan menerima jumlah yang sama pada tahun ini.

"Kerja kami banyak di level akar rumput. Kami pergi ke masjid. Kami pergi ke sektor swasta dan berbicara kepada mereka mengenai keuntungan menunaikan zakat," jelas Nahi.

Dengan jumlah masyarakat Muslim di AS yang mencapai 3,3 juta, yaitu 1 persen dari total populasi, kelompok organisasi amal besar berupaya mendapatkan bagian zakat.

Kelompok-kelompok ini bersaing untuk mendapatkan donasi tersebut "menggunakan semua cara mulai dari internet hingga mendatangi masjid," yang tentunya sumber yang baik untuk mendapatkan zakat, ungkap Arif Mahmood, M.D., direktur program United Muslim Relief di Alexandria. Dia mengatakan 70 persen dari zakat yang didapatkan oleh organisasi ini disalurkan secara langsung kepada program-program kemanusiaan di seluruh dunia.

Arif Mehmood, M.D., direktur program United Muslim Relief yang berbasis di Alexandria.
Arif Mehmood, M.D., direktur program United Muslim Relief yang berbasis di Alexandria.

​Nahi mengatakan Islamic Relief USA menerima sumbangan zakat mulai dari $25 hingga 1 juta dolar tergantung pada kekayaan orang yang menyalurkan zakatnya. Dia menambahkan bahwa "orang-orang yang memberikan zakat lebih akan mendapatkan pahala lebih banyak dari Tuhan, sambil membantu mereka yang membutuhkan."

Islam mempunyai aturan dalam menentukan seberapa banyak zakat yang harus seseorang tunaikan, kata Nahi. Totalnya termasuk beberapa hal seperti investasi, kepemilikan emas dan perak, dan juga uang simpanan pribadi.

Islamic Relief USA dan kelompok organisasi amal Muslim lainnya mempunyai kalkulator zakat di website mereka.

Nahi mengatakan uang zakat ini digunakan "di manapun ada yang membutuhkan, termasuk Afrika, Asia dan Amerika Serikat."

Di Amerika Serikat, dia bilang, "kita punya program pangan untuk orang miskin, tim penanggulangan bencana, dan membantu klinik medis untuk orang-orang berpenghasilan rendah."

Dia mengatakan kelompoknya saat ini membantu banyak pengungsi Suriah di Amerika Serikat, tetapi menekankan bahwa bantuan itu disalurkan kepada siapapun yang membutuhkan, bukan sekedar orang Islam.

"Kemiskinan tidak mengenal agama. Ketika kamu lapar, tidak penting apa agamamu," ungkap Halil Demir, direktur eksekutif the Zakat Foundation of America yang berlokasi di dekat Chicago.

Kebutuhan-kebutuhan Amal

Selain bantuan internasional, yayasan ini membantu tunawisma di AS, membayar uang sewa tempat tinggal dan obat-obatan untuk para pengungsi, dan menyalurkan makanan ke Puerto Rico setelah bencana angin topan Maria memporak-porandakannya tahun lalu.

Organisasi United Muslim Relief membantu lewat proyek air bersih.
Organisasi United Muslim Relief membantu lewat proyek air bersih.

Shaikh Abdool Rahman Khan, dari Islamic Circle of North America, mengatakan dia percaya mayoritas Muslim di AS menyalurkan zakat.

Namun Zeid Abdalla, seorang Muslim berumur 26 di Washington, mengatakan dia tidak memberikan zakat saat ini karena keadaan keuangannya yang tengah kesulitan. Remaja asli Tunisia ini mengatakan bertahan hidup di kota mahal ini cukup susah.

Khalil Hassan, yang juga berumur 20-an dan hidup di pinggiran Washington, mengatakan dia selalu menyalurkan zakat karena, "tugas saya sebagai seorang Muslim untuk melakukan ini dan membantu yang lain."

Mohammed Amir, seorang Muslim Ethiopia yang taat, yang sering pergi ke masjid dengan istri dan dua anaknya, juga berpendapat sama. "Kita percaya akan datangnya hari akhir, di mana kita harus menjawab pertanyaan dari Tuhan apakah kita menyalurkan zakat atau tidak," katanya.

Nahi mengatakan orang-orang miskin dan tidak mampu menyalurkan zakat, punya cara lain untuk memenuhi tugas mereka.

"Mereka bisa membantu secara sukarela untuk organisasi amal, misalnya. Tidak melulu harus berupa uang. Kita percaya bahwa kita harus berbagi sesuatu yang telah Tuhan karuniakan kepada kita," katanya. [hk/dw]

XS
SM
MD
LG